Sang Garuda di Pucuk Kampus Budaya

 
Sang Garuda di Pucuk Kampus Budaya
Sumber Gambar: facebook.com/Gunawan Wicaksono

Laduni.ID, Jakarta - Tatapan matanya tajam setajam mata burung Garuda, gaya bicaranya lugas tanpa kompromi, tanpa ada yang ditutup-tutupi, ini lah kesan yang kita tangkap saat berhadapan dengan sosok ini. Bondan Kanumoyoso, Sejarawan asal Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia yang juga berperan sebagai Sekretaris Jenderal DPP Gerakan Pembumian Pancasila adalah figure yang dimaksud.

Pria kelahiran Yogyakarta 49 tahun lalu ini adalah putra dari Bondan Gunawan, mantan Menteri Sekretaris Negara era Presiden KH Abdurrahman Wahid. Bondan junior sejak remaja dititipkan oleh Bondan senior ke KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, dimana sang ayah Bersama-sama Gus Dur mendirikan Forum Demokrasi (Fordem), sebuah Lembaga yang aktif mengkritisi kebijakan pemerintah Orde Baru. Sang ayah menyadari bahwa untuk mendidik Bondan junior menjadi seorang yang Nasionalis cukup lah dididik sendiri olehnya, tapi untuk menjadi seorang pemimpin, ayahnya menyadari bahwa Bondan junior harus mempelajari dunia Islam Nusantara yang moderat, dan Gus Dur lah yang diminta mementori Bondan Kanumoyoso sejak tahun 1991 atau sejak awal dia berkuliah di Fakultas Sastra UI.

Bersama-sama Gus Dur, Bondan Kanumoyoso muda sering diajak berkeliling dari pesantren ke pesantren untuk membuka cakrawala berpikirnya pada dunia santri. Gus Dur juga sering mengajak Bondan berziarah kubur ke makam Wali-wali Nusantara di berbagai tempat di Nusantara, seperti Banten, Cirebon, hingga Jawa Timur. Dari pengalaman-pengalaman Panjang Bersama Gus Dur lah yang membentuk karakter seorang Bondan Kanumoyoso menjadi seorang Nasionalis dan Moderat, karena paham Islam yang diperkenalkan oleh Gus Dur kepadanya adalah Islam yang “Rahmatan lil Alamin”.

Di dunia ilmu pengetahuan, Bondan pun bermetamorfosa dari seorang mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah, menjadi Sejarawan yang sangat dihormati keilmuannya di seantero Indonesia, bahkan dunia. Sumbangsih pemikirannya juga sering dipakai dalam berbagai kebijakan pemerintahan Republik Indonesia. Bondan adalah pribadi yang berdiri di garis depan Gerakan pembumian Pancasila, terutama untuk mengajak generasi muda Kembali pada nilai-nilai luhur warisan nenek moyang kita. Tidak satupun langkahnya surut walaupun ada pihak yang mencoba menjegal nya dalam mempromosikan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat. Bondan bukan lah pribadi pendendam, dia tidak lah menjadikan lawannya itu musuh, melainkan ia jadikan sebagai mitra diskusi walaupun berbeda ideologi.

Hari ini saya mendengar kabar bahwa Bondan Kanumoyoso terpilih untuk memimpin Kampus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB-UI). Sebagai sahabat dan juga almamater FIB UI, saya percaya bahwa Mas Bondan, begitu saya biasa memanggilnya, sanggup memimpin dengan baik kampus ini. Sebagaimana sosok Garuda, Mas Bondan sudah berada di pucuk pohon Bernama FIB-UI, Ia siap membentangkan sayapnya untuk merangkul seluruh elemen civitas akademika FIB-UI juga Alumni untuk nantinya terbang tinggi menuju FIB-UI yang lebih baik.


Penulis : Gunawan Wicaksono (Pendiri Paguyuban Bhinneka Nusantara)