Biografi al-Qasim Mahmud bin Subukthukin

 
Biografi al-Qasim Mahmud bin Subukthukin
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Daftar Isi Biografi al-Qasim Mahmud bin Subukthukin

1.         Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Wafat

2.         Teladan

3.         Referensi

Nama lengkap beserta gelarnya adalah Sultan Abu al-Qasim Mahmud bin Subukthukin Yamin ad-Daulah Amin al-Millah Nashir al-Haqq Nizham ad-Din Kahf ad-Daulah Muhaththim ash-Shanam al-Akbar Qahir al-Hind al-Mujahid al-‘Azhim. Mahmud Subukthukin adalah Sultan kerajaan Ghaznawiyah dan termasuk pengikut Syafi’iyyah Abad ke 5 H.

1.         Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir

Lahir di kota Ghaznah (saat ini Afganistan) pada bulan Muharam 360 H/971 M. Ayahnya, yaitu Subukthukin adalah pendiri kerajaan Ghaznawiyah sekaligus menjadi raja pertamanya.

1.2       Wafat

Beliau al-Qasim Mahmud bin Subukthukin wafat pada tahun 421 H.

2.         Teladan

Sultan Mahmud Subukthukin dikenal sebagai orang yang tulus dalam menegakkan agama, banyak memenangkan peperangan melawan kaum kuffar, cerdas dan memiliki kebijakan yang lurus. Banyak peperangan yang diarungi oleh Sultan Mahmud semasa hidupnya. Sehingga daerah kekuasaannya pun meluas. Wilayah india termasuk daerah yang beliau taklukkan. Imam adz-Dzahaby dalam as-Siyar mengalungkan gelar penakluk India kepada Sultan Mahmud atas jasa dan usahanya menaklukkan wilayah tersebu sehingga masuk dalam pangkuan islam. Adz-Dzahaby berkata, “peperangan Sultan Mahmud terkenal lagi banyak. Penaklukan wilayah-wilayah baru yang beliau lakukan sangat mengesankan.”

pada masa itu, di wilayah India terdapat patung berhala terbesar yang diagungkan dan disembah oleh masyarakat, dikenal ddngan nama Sumnat. Orang-orang pun mendatanginya dari berbagai penjuru layaknya ka’bah bagi kaum Muslimin. Sementara bagi yang belum bisa mengunjunginya, tersimpan kerinduan yang hebat dalam hatinya.

Mereka meyakini bahwa berhala ini mampu menghidupkan dan mematikan. Para pemuja ini menyumbangkan berbagai macam kekayaan dan harta benda untuknya. Maka tidak mengherankan, wakaf-wakaf yang dimiliki oleh berhala ini sangat banyak, berupa ribuan desa dan kota-kota yang terkenal. Dua ribu orang menjadi pelayan bagi berhala ini.

Kabar tentang berhala besar yang diagungkan di india dan banyaknya orang yang memuja dan menyembahnya sampai ke telinga Sultan Mahmud ini. Namun perjalanan ke tempat tersebut sangat jauh dan penuh rintangan. Membutuhkan waktu selama sebulan untuk sampai ke sana. Selanjutnya, Sang Sultan melakukan istikharah kepada Allah untuk menjalankan misi melenyapkan berhala. Bersama 30 ribu pasukan ditambah dengan para sukarelawan, beliau berangkat menuju tanah India dan berhasil menginjakkan kaki di tanah india dengan selamat. Dalam tiga hari, beliau bersama pasukkannya berhasil menguasai daerah tersebut.

Imam Ibnu Katsir menyampaikan bahwa tidak sedikit ahli sejarah yang menyatakan bahwa bangsa india menawarkan kekayaan besar kepada Sultan Mahmud agar berkenan mengurunhkan niat dalam menghancurkan berhala itu. Mendengar tawaran ini, beliau berkata, “aku akan istikharah dulu”. Keesokan harinya, beliau menegaskan prinsipnya dengan berkata, “setelah aku pikir-pikir tentang masalah ini, sungguh pada hari kiamat nanti aku lebih suka dipanggil mana Mahmud yang telah menghancurkan berhala ketimbang dipanggil manakah Mahmud yang membiarkan berhala demi meraih kenikmatan dunia.”selanjutnya, beliau tetap pada pendiriannya dan menghancurkan berhala sesembahan bangsa india dan sekitarnya ini.

Berbagai macam batu mulia dan emas dalam jumlah yang sangat banyak tersimpan di dalam berhala besar ini. Berhala itu berhasil diporakporandakan dan kemudian dibakar.

Usai mengetengagkan kisah ini imam Ibnu Katsir mendo’akan semoga Allah memberi balasan besar kepada Sultan Mahmud dan merahmati beliau atas usaha baiknya yang akan terus dikenang oleh umat.

3.         Referensi

Sanad Ulama Nahdlatul Ulama (wiki.laduni.id)

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya