Adab Berbicara Menurut Islam

 
Adab Berbicara Menurut Islam
Sumber Gambar: Tirachard Kumtanom/Pexels (Foto Ilustrasi)

Laduni.ID, Jakarta - Allah SWT telah menyuruh seorang muslim untuk menjaga lisannya sebagaimana kewajibannya menjaga perbuatan karena itu disebutkan :

” من عدّ كلامه من عمله قلّ كلامه”.

Artinya : Barang siapa yang mampu menghitung ucapannya ketimbang perbuatannya, niscaya akan sedikit bicaranya dan banyak bekerja

Alloh juga menyuruh agar berkata yang baik yang diridhoi Alloh SWT. Dan selalu mengawasi setiap ucapan yang keluar dari mulutnya.

إن الرجل يتكلم بالكلمة من سخط الله ما يظن أن تبلغ ما بلغت فيهوي بها في النار سبعين خريفا. وإن الرجل يتكلم بالكلمة من رضوان الله تعالى ما يظنّ أن تبلغ ما بلغت فيرفع بها في عليّين رواه الترمذي

Artinya : Sesungguhnya seseorang berkata dengan kalimat yang dibenci Allah, dan dia tidak mengira dari ucapannya apa yang akan terjadi, lalu karena ucapannya itu, ia dilemparkan kedalam neraka selama 70 musim. Dan sesungguhnya seseorang berkata dengan kalimat yang diridhoi Allah, dan dia tidak mengira dari ucapannya apa yang akan terjadi, lalu karena ucapannya itu, iapun diangkat keatas surga ‘iliyyiin.” (HR A tirmidzi)

Inilah harga nilai sebuah ucapan dalam pandangan islam. Agar kita selalu hati-hati untuk menjaganya, agar tidak ada kesia-siaan dalam ucapan seperti berkata sesuatu yang haram dan syubhat.

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. (QS Qoof :18)

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت ) متفق عليه

Artinya : “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya berkata baik atau diam.” (Muttafaqun ‘alaih)

Berikut ini beberapa adab Islami dalam berbicara :

1. Pilihlah sebaik-baik ucapan dan seindah-indah bahasa saat berbicara dengan orang lain. Menjawab atas pertanyaan dengan kelembutan.

وَهُدُوا إِلَى الطَّيِّبِ مِنَ الْقَوْلِ وَهُدُوا إِلَىٰ صِرَاطِ الْحَمِيدِ

Artinya : Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan (Allah) yang Terpuji. (QS Al Hajj :24)

وعن عديّ بن حاتم أن رسول الله قال:” اتقوا النار ولو بشقّ تمرة، فمن لم يجد فبكلمة طيبة” متفق عليه

Artinya : Dari Adi bin Hatim sesungguhnya Rosulullah SAW bersabda : “Jauhkanlah neraka walupun dengan separuh kurma, barang siapa tidak mendapatkannya maka dengan ucapan yang baik.” (Muttafaqun ‘alaih)

2. Perlahan-lahan dalam berbicara sehingga akan difahami oleh orang yang mendengarkannya.

وعن عائشة قالت: كان كلام رسول الله كلاما فصلا يفهمه كل من سمعه. )رواه أبو داود

Artinya : Dan dari ‘Aisyah berkata : “Adalah perkataan Rosululloh itu perkataan yang jelas, dipahami oleh siapa saja yang mendengarkan.” (HR Abu Dawud)

3. Berbicalah sesuai dengan tingkat kemampuan pemahaman lawan bicaranya. Sebab jika tidak, hanya akan menimbulkan gagal faham yang akhirnya hanya akan menjadi bahan perolok-olokan dan menghilangkan harga dirinya.

4. Hindari berbicara dan mengumbar ucapan yang tidak berdasarkan ilmu dan pemahaman yang utuh. Apatah lagi jika hasil dari asumsi semata.

5. Berusahalah untuk sedikit berbicara kecuali jika ada pertanyaan yang membutuhkan jawaban, nasehat maupun perintah kebaikan, amar ma’ruf dan nahi munkar.

وعن ابن عمر ما قال: قال رسول الله: لا تكثروا الكلام بغير ذكر الله تعالى فإنّ كثرة الكلام بغير ذكر الله تعالى قسوة للقلب وإنّ أبعد الناس من الله تعالى القلب القاسي) رواه الترمذي(

Artinya : Dari Ibnu Umar berkata, Rosululloh SAW bersabda : “Janganlah banyak berbicara tanpa mengingat Alloh, maka sesungguhnya banyak berbicara dengan tanpa mengingat Alloh akan mengeraskan hati. Sesungguhnya sejauh-jauhnya manusia dari Alloh adalah orang yang keras hatinya. (HR At Tirmidzi)

6. Hindari bawel/cerewet dan kesia-siaan ucapan yang tidak bermanfaat

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya, Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, (QS Al Mukminuun :1-3)

7. Berfikirlah sebelum berbicara. Dan fikirkan pula akibat yang akan ditimbulkan dari setiap ucapannya. Serta tidak berbicara tentang sesuatu kecuali jika berdasarkan pengamatan dan analisa yang mendalam.

8. Mendengarkan orang lain yang sedang berbicara, terutama orang yang lebih tua umurnya, tinggi ilmunya.

9. Jika didalam sebuah forum, Tidak menyela (memotong) pembicaraan orang lain sebelum orang lain selesai berbicara. Karena tidak mungkin dalam satu forum dan waktu yang sama terdapat dua pembicara.

10. Jangan memotong pembicaraan orang lain, mengoreksi atau menyalahkan orang serta mengolok-oloknya karena kesalahan yang dilakukan.

11. Merendahkan suara dengan tidak bersuara melebihi kebutuhannya. Seperti berteriak histeris, menjerit, dan over acting.

وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS Luqman :19)

12. Berusaha tenang dan tetap tersenyum apabila sedang berbicara. Tidak bermuka masam alias cemberut saat berbicara dihadapan orang lain.

عن أبي الدرداء قال: كان رسول الله لا يحدّث حديثا إلا تبسّم). رواه أحمد

Dari Abu Darda berkata : Adalah Rosululloh SAW tidak berbicara melainkan sambil tersenyum. (HR Ahmad)

13. Jauhi perkataan kotor dan murahan, sebab salah satu akhlak seorang mukmin adalah tidak suka dengan perkataan keji dan kotor.

Dari Abu Musa berkata, aku bertanya kepada Rosululloh SAW, ya Rosulalloh muslim yang bagaimanakah yang paling baik? Beliau menjawab : Muslim yang baik yaitu orang yang membuat muslim yang lain aman dari gangguan mulut dan tangannya. (Muttafaqun ‘alaih)

14. Hindari mengumbar bersumpah saat berbicara, dan tidak bersumpah kecuali dalam keadaan mendesak saja (Dhorurot).

Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, (QS Al Maidah :89)

15. Tidak bersumpah selain dengan nama Alloh, seperti bersumpah dengan nama Nabi, Ka’bah, Malaikat, Orang tua dan yang lainnya.

عن ابن عمر ما عن النبي قال: إنّ الله تعالى ينهاكم أن تحلفوا بآبائكم، فمن كان حالفا فليحلف بالله أو ليصمت) متفق عليه

Artinya : Dari Ibnu Umar Rosululloh bersabda : Sesungguhnya Alloh melarang kalian bersumpah dengan menyebut nama Bapak-bapakmu, maka barang siapa bersumpah, hendaklah bersumpah dengan atas nama Alloh saja, atau hendaklah diam saja. (Muttafaqun ‘alaih)

16. Biasakan agar lisan (mulut) memperbanyak baca istighfar setelah mengucapkan yang salah atau ucapan yang kotor

عن حذيفة قال: شكوت الى رسول الله ذرب لساني فقال: أين أنت من الاستغفار؟ إني لأستغفر الله كل يوم مائة مرة). رواه ابن ماجه

Artinya : Dari Khudzaifah saya pernah mengadu kepada Rosululloh tentang buruknya ucapanku, beliau bersabda : Dimanakah kamu dengan kalimat istighfar? Sesungguhnya aku membaca istighfar setiap hari sebanyak seratus kali (HR Ibnu Maajah)

17. Awasi dan jaga mulut dari segala hal yang akan merusaknya. Diantara perkataan yang bisa merusak mulut adalah :

a. Berbohong, baik sekedar untuk main-main apalagi yang serius. Maka ini termasuk dosa yang besar

b. Ghibah yaitu menceritakan tentang orang lain, yang apabila orang tersebut mengetahui, tidak suka atas apa yang dibicarakan tentang dirinya.

c. Namimah, yaitu mengadu domba diantara dua orang yang baik-baik. Agar terjadi pertikaian diantara keduanya. Perbuatan ini menunjukan buruknya hati seseorang dan rendahnya akhlak pelakunya.

d. Debat kusir, yaitu debat yang tidak berdasarkan argumen yang kuat dan ilmiah, dimana perdebatan model seperti ini tidak mendatangkan manfaat dan keuntungan

e. Menganggap diri paling suci (membicarakan kebaikan diri sendiri) dan merasa orang yang paling berjasa dan lain sebagainya.

f. Melaknat, mencela, sumpah serapah, caci maki, terhadap harga diri orang lain dan melakukannya dihadapan umum.

g. Selalu mecela (mengecap buruk) terhadap orang lain dan mengharapkan kecelakaan bagi orang lain

h. Banyak bercanda, membuat lelucon yang berlebihan yang berujung pada hilangnya urat malu dan kewibawaan di mata orang lain.

i. Melemahkan semangat orng lain dengan kalimat-kalimat negatif dan pesimistis

j. Berlebihan dalam memuji, menghormati dan menyanjung orang lain, yang sampai pada tingkatan nifaq.

Dari Uqbah bin Amir berkata, aku bertanya kepada Rosululloh SAW, apa itu yang sumber keselamatan? Beliau menjawab : Jagalah mulutmu, dan menangislah atas kesalahan- kesalahanmu. (HR At Tirmidzi)

وعن سفيان بن عبدالله قال: قلت يا رسول الله حدّثني بأمر أعتصم به. قال: قل ربي الله ثم استقم. قلت: يا رسول الله ما أخوف ما تخاف عليّ؟ فأخذ بلسان نفسه، ثم قال: هذا). رواه الترمذي

Dari Sufyan bin Abdulloh berkata : Ya Rosululloh ceritakan kepadaku sesuatu yang dengannya aku berpegangan. Beliau bersabda : Katakanlah Alloh Tuhanku dan istiqomahlah! Lalu aku bertanya : ya Rosululloh apa yang paling Engkau khawatirkan atas diriku? Lau Beliau memegang lidahnya sendiri seraya berkata : Ini.” (HR At Tirmidzi)