Cara KH. Abdullah Hadziq dalam Mendidik Anak

 
Cara KH. Abdullah Hadziq dalam Mendidik Anak
Sumber Gambar: Ilustrasi

Laduni.ID, Jakarta – Dalam mendidik anak, setiap ulama memiliki cara dan strategi tersendiri, termasuk KH. Abdullah Hadziq yang mendidik putranya, KH. Hayatun Nufus Abdullah Hadziq atau Gus Yatun.

Cara yang KH. Abdullah lakukan terkesan cukup unik, sebelum dipondokkan kepada KH. Arwani Kudus, Gus Yatun mula-mulanya dididik dengan cara disuruh memijat beliau.

Setiap ngaji dengan para santri, KH. Abdullah selalu memanggil Gus Yatun untuk memijat. Sambil ngaji, Gus Yatun diperintah untuk memijat pundak KH. Abdullah yang juga sedang membaca kitab kuning. Setelah selesai pundak sebelah kanan, KH. Abdullah meminta Gus Yatun untuk memijat pundak sebelah kanan.

Gus Yatun tidak akan berhenti memijat sebelum ada instruksi dari abahnya. Gus Yatun terkenal sebagai anak yang nakal, namun untuk urusan memijat abahnya, ia taat dan patuh tanpa membanatah, apalagi menolak perintah KH. Abdullah.

Hal tersebut dilakukan KH. Abdullah supaya Gus Yatun mendengar dan ikut mempelajari apa yang santri-santri juga pelajari dari abahnya. Gus Yatun secara otomatis mendengar isi kitab yang dikaji KH. Abdullah, itulah yang menjadi bekal Gus Yatun di kemudian hari saat menimba ilmu kepada para ulama lain.

Karena praktik birrul walidain inilah KH. Hasan Askari (Mbah Mangli, Magelang) tertarik menjadikan Gus Yatun kecil sebagai anak angkat. Selama tujuh hari Gus Yatun kecil tinggal bersama Mbah Mangli. Sepulangnya dari Mbah Mangli Magelang, Gus Yatun kecil lalu dikhitan.

Pada peralihan usia baligh ini juga, KH. Muhammadun Pondoan, Pati menggantikan peran Mbah Mangli sebagai ayah, menemani Gus Yatun selama semalam penuh. KH. Muhammadun Pondoan menemani Gus Yatun semalaman penuh di Balekambang, beliau juga mendoakan Gus Yatun agar menjadi orang yang memiliki sifat seperti abahnya dan menjadi pribadi yang bermanfaat.

Begitulah yang dilakukan KH. Abdullah Hadziq dalam mendidik Gus Yatun, walaupun beliau tokoh yang sangat dihormati dan disegani, beliau tetap menampilkan akhlak yang sangat terpuji. Termasuk kepada senior atau yang usianya lebih tua darinya. Sikap tawadhu yang tak pernah lepas dari pribadi KH. Abdullah.

Pernah suatu ketika, KH. Abdullah datang langsung kepada KH. Arwani Kudus untuk memondokkan Gus Yatun.

“Kang, saya titip Yatun supaya bisa ikut bantu nyapu-nyapu atau ngepel lantai pondok. Aku pasrah,” kata KH. Abdullah ke KH. Arwani. Pilihan kata-kata yang beliau sampaikan juga sangat tawadhu.

Setelah itu Gus Yatun lalu menimba ilmu dari KH. Arwani. Selama menimba ilmu pada KH. Arwani, Gus Yatun muda mampu menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz dalam waktu tujuh bulan. Gus Yatun mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin, dirinya hanya tidur 1-2 jam per hari, sisanya digunakan untuk menghafal Al-Qur’an.

Sumber: M Abdullah Badri (Wakil Sekretaris PC LTN NU Jepara)


Editor: Daniel Simatupang