Hati-Hati Dengan Tamak, Ini Ciri-Ciri dan Penyebabnya yang Harus Dihindari

 
Hati-Hati Dengan Tamak, Ini Ciri-Ciri dan Penyebabnya yang Harus Dihindari
Sumber Gambar: Foto Ist

Laduni.ID, Jakarta - Secara bahasa tamak berarti rakus hatinya. Sedang menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar.

Serakah dalam bahasa arab disebut tamak, yaitu sikap yang selalu ingin memperoleh sesuatu yang banyak untuk diri sendiri. Orang tamak selalu mengharap pemberian orang lain, namun dia sendiri justru bersikap pelit atau bakhil. Ia ingin mengumpulkan harta untuk kepentingan diri sendiri tanpa memperhatikan aturan. Orang yang tamak selalu merasa bahwa harta kekayaan yang dimilikinya selalu kurang dan tidak mau bersyukur kepada Allah SWT. Pada hakikatnya bersyukur kepada Allah SWT adalah dengan menafkahkan harta kepada orang lain yang berarti menafkahkan kepada dirinya sendiri.

Rakus atau tamak berasal dari bahasa arab Al-Hirshu atau Ath-Thama’u yaitu suatu sikap yang tidak pernah merasa cukup, sehingga selalu ingin menambah apa yang seharusnya ia miliki, tanpa memperhatikan hak-hak orang lain. Hal ini, termasuk kebalikan dari rasa cukup (Al-Qonaa’ah) dan merupakan akhlak buruk terhadap Allah, karena melanggar ketentuan larangan-Nya.

Ciri-Ciri dan Penyebab Tamak (Serakah)

Ada dua orang tamak dan masing-masing tidak akan kenyang. Pertama, orang tamak untuk menuntut ilmu, dia tidak akan kenyang. Kedua, orang tamak memburu harta, dia tidak akan kenyang.

1. Terlalu mencintai harta yang dimiliki.
2. Terlalu semangat mencari harta tanpa memperhatikan waktu dan kondisi tubuh.
3. Terlalu hemat dalam membelanjakan harta.
4. Merasa hemat untuk mengeluarkan harta demi kepentingan agama dan social.
5. Mendambakan kemewahan dunia.
6. Tidak memikirkan kehiduan akhirat.
7. Semua perbuatannya selalu bertendensi pada materi.

Adapun penyebab hati seseorang terjangkit penyakit ini adalah sebagai berikut:

1. Cinta dunia
2. Bodoh dalam memahami arti hidup bermasyarakat, yang di dalamnya ia berkewajiban saling menolong, bukan saling iri hati antara sesama.
3. Tidak mengimani qadha dan qadar Allah atas nasib dirinya, sesuai dengan kadar usahanya.

Selain penyebab diatas, tamak juga disebabkan tidak pernah merasa puas dengan apa yang dicapainya, menginginkan seperti apa yang didapat orang lain, berangan-angan tidak sesuai dengan kemampuannya.


Editor: Nasirudin Latif