Spirit Semesta dalam Mematangkan Jiwa

 
Spirit Semesta dalam Mematangkan Jiwa
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam Surat Asy-Syams ayat 1-10, Allah bersumpah demi alam semesta beserta jiwa manusia. Dan di sana Allah telah memberikan narasi tentang ekistensi matahari dan bulan, terjadinya siang dan malam berikut langit dan bumi sebagai ciptaan-Nya, sekaligus pilihan bebas manusia mau hidup menjadi durhaka atau bertakwa.

Allah SWT berfirman:

وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰىهَاۖ وَالنَّهَارِ اِذَا جَلّٰىهَاۖ وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ وَالسَّمَاۤءِ وَمَا بَنٰىهَاۖ وَالْاَرْضِ وَمَا طَحٰىهَاۖ وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ

Artinya, "Demi matahari dan sinarnya pada waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah), demi bulan saat mengiringinya, demi siang saat menampakkannya, demi malam saat menutupinya (gelap gulita), demi langit serta pembuatannya, demi bumi serta penghamparannya, dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-Nya, lalu Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu) dan sungguh rugi orang yang mengotorinya."

Gambaran dalam ayat-ayat di atas menjadi semacam ayat tentang lukisan alam yang dapat dijadikan pelajaran bagi keseimbangan hidup manusia.

Menurut Albert Einsten, ada tiga energi alam semesta, yakni energi gravitasi, energi elektromagnetik, dan energi atom. Jika ketiganya saling bersinergi, maka akan melahirkan keseimbangan dari keseluruhan sistem yang ada pada alam semesta. Sebaliknya, jika gerak thawaf elektron terganggu dan inti atom terbelah, niscaya akan muncul energi raksasa yang menghancurkan.

Pola yang sama terjadi dalam diri seorang manusia. Apabila 'aql, qolb dan jism tidak seirama bahkan berlawanan, maka akan terjadi "chaos" dan melahirkan ledakan yang mengerikan. Ketidakseimbangan akibat "ego-domain" antara aql, qolb dan jism akan berdampak munculnya konflik batin yang menyengsarakan jiwa manusia.

Sebuah sindiran manis dari Jalaludin Rumi perlu kiranya disebutkan, beliau mengatakan, "Biarkan dirimu ditarik secara diam-diam oleh tarikan yang lebih kuat dari apa-apa yang benar-benar kamu cintai."

Tarikan hidup materialistik akan menampilkan peran aql yang minus atau logika yang abnormal, hati yang gelap dan amal perbuatan yang buruk. Namun sebaliknya, tarikan spiritualisme akan mewujudkan aql dengan pola pikir waras, hati yang terang nan tenang dan perbuatan yang mulia lagi menyehatkan. 

Keseimbangan semesta adalah analogi keseimbangan jiwa yang menghantarkan manusia menjadi makhluk yang bahagia. Berbagai unsur harus seimbang, 'aql berilmu dalam pancaran Islam, qolb damai dalam pelukan iman dan jism-nya mulia amalnya dalam balutan ihsan yang memaslahatkan.

Sungguh, hanya orang yang mau berpikir saja yang beruntung hidupnya, yang mau merenung dalam tadabbur alam semesta sebagai rahasia ilahi yang mendulang 'ibroh atau pelajaran berharga dalam menguatkan jiwa manusia, agar hidup lebih teratur, ikhlas, syukur dan arif dalam menjalani hidup. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 02 Februari 2022. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

Penulis: Rakimin Al-Jawiy (Dosen Psikologi Islam Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Editor: Hakim