Inilah Lima Waktu Berdoa yang Diijabah Allah SWT

 
Inilah Lima Waktu Berdoa yang Diijabah Allah SWT
Sumber Gambar: Muhammad Adil dari Pexels (Ilustrasi Berdoa)

Laduni.ID, Jakarta – Bagi setiap muslim seharusnya memanfaatkan waktu-waktu yang utama dan mulia untuk berdoa agar mendapatkan kesuksesan, keberuntungan, kemenangan dan keselamatan.

Berdoa boleh dilakukan kapan saja dan semuanya bisa dikabulkan oleh Allah SWT. Namun terdapat waktu di mana Allah SWT akan lebih mengabulkan doa kita. Adapun waktu-waktu mustajabah tersebut antara lain:

1. Sepertiga Akhir Malam

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻳَﺘَﻨَﺰَّﻝُ ﺭَﺑُّﻨَﺎ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻛُﻞَّ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣِﻴﻦَ ﻳَﺒْﻘَﻰ ﺛُﻠُﺚُ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﺍﻵﺧِﺮُ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻣَﻦْ ﻳَﺪْﻋُﻮﻧِﻰ ﻓَﺄَﺳْﺘَﺠِﻴﺐَ ﻟَﻪُ ، ﻣَﻦْ ﻳَﺴْﺄَﻟُﻨِﻰ ﻓَﺄُﻋْﻄِﻴَﻪُ ، ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻧِﻰ ﻓَﺄَﻏْﻔِﺮَ ﻟَﻪُ

“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni.” (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758).

Muhammad bin Isma’il Al Bukhari membawakan hadits ini dalam Bab ‘Doa pada separuh malam’. Imam Nawawi menyebutkan judul dalam Shahih Muslim Bab ‘Dorongan untuk berdoa dan berdzikir di akhir malam dan terijabahnya doa saat itu’.

Ibnu Hajar menjelaskan, “Bab yang dibawakan oleh Al Bukhari menerangkan mengenai keutamaan berdoa pada waktu tersebut hingga terbit fajar Shubuh dibanding waktu lainnya.” (Fathul Bari, 11/129)

Ibnu Baththol berkata, “Waktu tersebut adalah waktu yang mulia dan terdapat dorongan beramal di waktu tersebut. Allah Ta’ala mengkhususkan waktu itu dengan nuzul-Nya (turunnya Allah). Allah pun memberikan keistimewaan pada waktu tersebut dengan diijabahinya doa dan diberi setiap yang diminta.” (Syarh Al Bukhari, 19/118)

Ada suatu pelajaran menarik dari Imam Al Bukhari. Beliau membawakan Bab dengan judul “Doa pada separuh malam”. Padahal hadits yang beliau bawakan setelah itu berkenaan dengan doa ketika sepertiga malam terakhir. Mengapa bisa demikian?
Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan bahwa Al Bukhari mengambil judul Bab tersebut dari firman Allah,

ﻗُﻢِ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞَ ﺇِﻻَّ ﻗَﻠِﻴﻼً ﻧِﺼْﻔَﻪُ ﺃَﻭِ ﺍﻧﻘُﺺْ ﻣِﻨْﻪُ ﻗَﻠِﻴﻼً

“Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.” (QS. Al Muzzamil: 2-3).

Judul bab tersebut diambil oleh Al Bukhari dari ayat Al Qur’an di atas. Dalam hadis sendiri menunjukkan bahwa waktu terijabahnya doa adalah pada sepertiga malam terakhir. Ini menunjukkan bahwa hendaknya seorang muslim benar-benar memperhatikan waktu tersebut dengan ia bersiap-siap sebelum masuk sepertiga malam terakhir yang awal. Hendaklah setiap hamba bersiap diri dengan kembali pada Allah kala itu agar mendapatkan sebab ijabahnya doa. Setiap muslim hendaklah memperhatikan waktunya di malam dan siang hari dengan doa dan ibadah kepada Allah Ta’ala. (Syarh Al Bukhari, 19/119)

2. Tatkala Berbuka Puasa Bagi Orang Yang Berpuasa

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

ﺛﻼﺙ ﻻ ﺗﺮﺩ ﺩﻋﻮﺗﻬﻢ ﺍﻟﺼﺎﺋﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﻔﻄﺮ ﻭﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻌﺎﺩﻝ ﻭ ﺍﻟﻤﻈﻠﻮﻡ

Artinya: “Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka , doanya pemimpin yang adil , dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no. 1752, Ibnu Hibban no. 2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak.” (Sunan Ibnu Majah, bab Fis Siyam La Turaddu Da’watuhu 1/321 No. 1775 Hakim dalam kitab Mustadrak 1/422. Dishahihkan sanadnya oleh Bushairi dalam Misbahuz Zujaj 2/17).

3. Setiap Selepas Shalat Fardhu

Dari Abu Umamah, Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang doa yang paling didengar oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, beliau menjawab. Di pertengahan malam yang akhir dan setiap selesai shalat fardhu. (Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’awaat 13/30. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/167-168 No. 2782).

4. Pada Saat Perang Berkecamuk

Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Ada dua doa yang tidak tertolak atau jarang tertolak ; doa pada saat adzan dan doa tatkala perang berke-camuk.” (Sunan Abu Daud, kitab Jihad 3/21 No. 2540. Sunan Baihaqi, bab Shalat Istisqa’ 3/360. Hakim dalam Mustadrak 1/189. Dishahihkan Imam Nawawi dalam Al-Adzkaar hal. 341. Dan Al-Albani dalam Ta’liq Alal Misykat 1/212 No. 672.)

5. Sesaat Pada Hari Jum’at

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut tentang hari Jum’at, beliau bersabda:

« ﺇِﻥَّ ﻓِﻰ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻟَﺴَﺎﻋَﺔً ﻻَ ﻳُﻮَﺍﻓِﻘُﻬَﺎ ﻣُﺴْﻠِﻢٌ ﻗَﺎﺋِﻢٌ ﻳُﺼَﻠِّﻰ ﻳَﺴْﺄَﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﺇِﻻَّ ﺃَﻋْﻄَﺎﻩُ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻳُﻘَﻠِّﻠُﻬَﺎ ﻳُﺰَﻫِّﺪُﻫَﺎ ».

“Sesungguhnya di hari Jum’at itu ada suatu waktu yang tidaklah waktu tersebut bertepatan dengan seorang muslim yang sedang melaksanakan shalat, lalu meminta kepada Allah suatu kebaikan, kecuali pasti Allah akan mengabulkannya.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan dengan tangannya untuk menunjukkan singkatnya waktu tersebut. (Muttafaqun ‘alaihi)

Waktu yang sesaat itu tidak bisa diketahui secara persis dan masing-masing riwayat menyebutkan waktu tersebut secara berbeda-beda, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/203. Dan kemungkinan besar waktu tersebut berada pada saat imam atau khatib naik mimbar hingga selesai shalat Jum’at atau hingga selesai waktu shalat ashar bagi orang yang menunggu shalat maghrib.

Ada yang mengatakan ketika matahari telah tergelincir, ada yang mengatakan setelah shalat ashar, dan ada pula yang mengatakan waktunya dari terbit fajar sampai terbit matahari. (Al-Minhaj, 6/379)

Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam Zadul Ma’ad (1/378), berpendapat bahwa pendapat yang lebih tepat dalam permasalahan ini adalah bahwa waktunya setelah shalat ashar , berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya pada hari Jum’at itu ada suatu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim memohon suatu kebaikan kepada Allah, kecuali pasti Allah akan mengabulkannya, dan waktunya adalah setelah shalat ashar.” (HR. Ahmad)


Editor: Nasirudin Latif