Tips Agar Terhindar Dari Akhlak Tercela Memfitnah

 
Tips Agar Terhindar Dari Akhlak Tercela Memfitnah
Sumber Gambar: Foto ist

Laduni.ID, Jakarta – Kata Fitnah diartikan sebagai perkataan yang bermaksud menjelekkan orang. Fitnah yaitu komunikasi dengan satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan berdasarkan fakta palsu yang dapat mempengaruhi penghormatan, wibawa atau reputasi seseorang.

Fitnah juga diartikan sebagai Kekufuran seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Baqoroh ayat 217 “fitnah lebih kejam daripada pembunuhan”, dan Kesesatan seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Maidah ayat 41.

Bahwasannya Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan kepada kita tentang bahayanya fitnah. Kegiatan ini merupakan perbuatan dosa yang sangat besar, karena telah memfitnah seseorang tanpa bukti-bukti yang kuat.

Ketika beliau Nabi Muhammad SAW ditanya, "Siapakah Muslim yang terbaik, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Seseorang yang selamat dari lidah dan tangannya" (Muttafaq'alaih)

Sebagai umat Islam yang baik kita harus ikut andil memerangi pergunjingan atau memfitnah orang tanpa bukti ini. Seperti harus melindungi ketika ada sahabat, saudara, dan keluarga ketika digunjing tanpa didasari dengan bukti maka kita harus ikut memerangi perbuatan ini.

Berikut ini tips untuk menghindari fitnah ada beberapa tips yang perlu diperhatikan:

1. Jangan reaktif, jangan merespon dengan cepat berita-berita yang masih berkategori “katanya”. Reaktif tidak diperlukan dan tidak akan menyelesaikan masalah. Karena sikap reaktif cenderung lebih tergesa-gesa. Ada ungkapan al khabar kal ghabar (berita itu seperti debu) melayang ke mana-mana dan tidak bertuan.

2. Pastikan bahwa berita itu ada pembawanya. Sumber berita adalah penentu kebenaran berita itu sendiri, terkadang berita dari satu tempat ke tempat lain sudah tidak akurat dan banyak dibumbuhi atau di sisipi berita lain.

3. Tabayyun. Perjelas lagi berita itu kepada sumber aslinya. Inilah yang di ingatkan oleh Al Qur’an surat Al Hujurat ayat 6

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺇِﻥْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﻓَﺎﺳِﻖٌ ﺑِﻨَﺒَﺄٍ ﻓَﺘَﺒَﻴَّﻨُﻮﺍ ﺃَﻥْ ﺗُﺼِﻴﺒُﻮﺍ ﻗَﻮْﻣًﺎ ﺑِﺠَﻬَﺎﻟَﺔٍ ﻓَﺘُﺼْﺒِﺤُﻮﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻠْﺘُﻢْ ﻧَﺎﺩِﻣِﻴﻦَ .

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

4. Jika memang apa yang diberitakan itu benar terjadi tetapi tidak kita inginkan selesaikan dengan cara dewasa dan penuh kesadaran serta kasih sayang antar sesama.

Apa yang dapat kita lakukan sebagai upaya membentengi hati dari fitnah (adu domba) dan memeranginya:

a) Mulailah segala aktivitas dengan niat yang benar, yang baik dan tulus hanya untuk mendapatkan ridho Allah.

b) Mintalah ridho dan restu orangtua, mintalah kepada orangtua untuk mendoakan agar kita selamat.

c) Berpikir positif (husnuzhon). Jangan memandang / menilai seseorang dari sisi negatifnya. saja.

d) Perbanyaklah mengingat Allah (zikrullah), karena zikir kepada Allah dapat melembutkan hati dan menyehatkan akal.

e) Hati-hati dalam berbicara, bertindak dan dalam menerima informasi/berita. Gunakan akal sehat dan hati yang sholeh untuk menganalisa dan menemukan kebenaran dari setiap informasi/berita. Jangan lupa untuk memohon petunjuk dari Allah dengan sholat istikhoroh.

f) Hati-hati terhadap kesenangan dunia, jabatan dan kedudukan.

g) Hati-hati dalam mengemban amanah. Laksanakan amanah dengan mengedepankan kejujuran dan penuh tanggungjawab.

h) Jika cinta Islam, maka ikuti aturan Islam. Perdalamlah ilmu agama dengan rajin mengikuti majelis ilmu atau pengajian dan mengamalkan ajaran Islam dalam hidup dan kehidupan sehari-hari.

i) Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Jangan pernah membenci manusia, karena benci kepada ciptaan Allah berarti benci kepada Allah. Bencilah kepada perilakunya yang negatif. Selalu mengajak sahabat-sahabat kita untuk berbuat baik dan mengingatkannya jika berbuat kemunkaran dan maksiat.

j) Senantiasa bersyukur kepada Allah. Rajinlah bershodaqoh kepada fakir miskin dan anak yatim, sebagai perwujudan rasa syukur kita kepada Allah SWT.


Editor: Nasirudin Latif