Hukum Berdusta atau Hoax Saat Berpuasa

 
Hukum Berdusta atau Hoax Saat Berpuasa

Laduni.ID, Jakarta - Selama menjalankan ibadah puasa kita diwajibkan menjaga diri dari hal-hal formal yang membatalkan puasa seperti makan, minum dan jimak. Selain itu kita juga diwajibkan untuk menjaga diri dari perbuatan tercela seperti berdusta, ghibah, memfitnah dan menghasut. Karena larangan inilah yang seringkali kita abaikan bahkan masih rutin kita lakukan selama kita menjalankan puasa.

Baca juga: Orang Lanjut Usia yang Tidak Wajib Puasa Ramadhan

Pada dasarnya kita semua mampu menjauhi larangan formal puasa seperti makan, minum dan berjimak, namun rasanya kita sangat sulit untuk menghindar dari larangan yang kedua tadi. Hal itu terjadi karena masih lemahnya tingkat keimanan kita. Jangan sampai hanya karena tidak bisa menjaga diri dari perbuatan tercela puasa yang kita jalankan hanya mendapatkan haus dan dahaga saja sebagaimana hadits Rasulullah SAW

"Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi mereka tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya rasa lapar dan dahaga saja"

Lalu bagaimanakah hukum berpuasa bagi kita yang tidak bisa menahan diri untuk melakukan perbuatan tercela seperti berdusta, ghibah, memfitnah dan menghasut ?

Syekh Said Muhammad Ba’asyin dalam Busyrol Karim mengatakan seperti ini:

"Dusta dan ghibah semestinya dijauhi terutama oleh mereka yang sedang berpuasa meskipun menjauhi dua sifat tercela itu pada substansinya memang wajib. Sekalipun keduanya terpaksa dibolehkan untuk kepentingan mendamaikan pihak bertikai atau kepentingan bercerita terkait penganiayaan yang dilakukan seseorang, maka orang yang berpuasa sebaiknya menghindari dua jalan tadi"

Baca juga: Jika Alami Ghibah dalam Hati, Coba Hindari dengan Cara Ini

Sama seperti berkata dusta, ghibah sebagaimana hadits Rasulullah SAW, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, perbuatan ini juga dapat merusak pahala berpuasa.

“Orang yang tidak menjauhi perkataan dusta dan mengamalkan dustanya, maka tidak ada hajat bagi Allah untuk menilai puasanya di mana ia bersusah payah seharian menjauhi makanan dan minuman.”

Sehingga sangat disayangkan, apabila kita sudah berusaha menghindar dari larangan formal puasa, namun puasa kita tak ada nilainya di mata Allah SWT karena kita tidak bisa menahan diri untuk berbuat dusta dan ghibah. Mudah-mudahan kita semua diberikan kekuatan dan ketegaran iman dalam menghadapi setiap larangan puasa dan semoga puasa kita semua diterima Allah SWT.