Biografi KH. Mahmud Mudrikah Hanafi

 
Biografi KH. Mahmud Mudrikah Hanafi

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Mengembara Menuntut Ilmu
2.2       Guru-guru Beliau
2.3       Mendirikan dan Mengasuh Pesantren

3          Penerus Beliau
3.1       Anak-anak Beliau
3.2       Murid-murid Beliau

4          Organisasi dan Karier
4.1       Riwayat Organisasi
4.2       Karier Beliau

5         Referensi

 

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1  Lahir
KH. Mahmud Mudrikah Hanafi lahir di Sukabumi Selatan atau daerah Jampang Kidul, tepatnya di Desa Cibadak Kecamatan Pabuaran pada tanggal 8 Agustus 1945 dari pasangan KH Hasbulloh dan Ibu Hj Syamsiah. Sejak lahir dan tumbuh besar, Ama Siqoy berada di lingkungan pesantren yang tentunya kental tradisi keilmuan Ahlussunah wal Jamaah yang mendarah daging dalam tradisi Nahdliyin.

2.  Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau

2.1   Mengembara Menuntut Ilmu
KH. Mahmud Mudrikah Hanafi pernah menimba ilmu di beberapa pesantren di antaranya, di Pesantren Cibeureum Darul Hikam kepada Mama Ajengan KH. Mahmud Zamakhsari. Kemudian melanjutkan ke Pesantren Cikaret. Selanjutnya ia berguru kepada Mama Ajengan KH. Tubagus Ahmad Bakri As-Sampuri Purwakarta (Mama Sempur), salah seorang ulama karismatik Sunda, dan produktif menulis sejumlah kitab, keturunan kesultanan Banten.

Selanjutny Ama Siqoy berguru kepada KH. Ahmad Syuja’i yang dikenal dengan panggilan Mama Ciharashas, Cianjur. Mama Ciharashas merupakan ulama terkemuka yang banyak melahirkan tokoh ulama di Jawa Barat. Beliau wafat di Makkah saat menjalankan ibadah pada tahun 80-an. Selain berguru di ulama-ulama Jawa Barat, Ama Siqoy juga pernah berguru ke salah satu ulama Makkah Said Alwi Al-Maliki sewaktu dirinya menunaikan ibadah haji bersama istrinya Hj. E. Kuraesin pada 1982, selama 6 Bulan. Sementara riwayat pendidikan formalnya, Ama Siqoy hanya pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat (SR).

2.2  Guru-guru Beliau
Guru-guru beliau saat menuntut ilmu, di antaranya:
1. Mama Ajengan KH Mahmud Zamakhsari
2. Mama Ajengan KH. Tubagus Ahmad Bakri As-Sampuri Purwakarta (Mama Sempur)
3. KH. Ahmad Syuja’i
4. Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki

2.3  Mendirikan dan Mengasuh Pesantren
Pada tahun 1972 KH. Mahmud Mudrikah Hanafi mendirikan Pondok Pesantren yang kemudian diberi nama Siqoyaturrahmah yang beralamat di Jalan Selabintana Km 5 Selajambu Kabupaten Sukabumi. Pesantren ini berdiri diatas lahan kurang lebih 4000 m tanah wakaf dari para tokoh dan kiai setempat. Saat ini santri yang mukim tidak kurang dari 250 Santri, dan sudah menghasilkan banyak alumni terkemuka yang tersebar di Sukabumi serta daerah lain dengan tidak meninggalkan jejak gurunya yaitu untuk tetap aktif dan berkhidmah di NU seperti yang di amanatkan Mama Ciharashas kepadanya. Pesantrennya sendiri mempunyai khas kajian yaitu ushul fiqh. Kajiannya kitab Jam’ul Jawami-nya masyhur di kalangan pesantren Jawa Barat. Dalam pengajian kitab itu, tidak hanya santri yang mukim yang mengaji, tapi kiai-kiai dari beberapa daerah juga turut serta.

3.  Penerus Beliau            

3.1  Murid-murid Beliau
Murid-murid beliau adalah para santri di pesantren Siqoyaturrahmah

4.  Organisasi dan Karier      

4.1 Riwayat Organisasi

Ama Siqoy ditempa Mama Ciharashas agar selalu berjuang untuk NU. Pada masa pergolakan Gestapu tahun 1965 dirinya tengah menjabat sebagai Ketua GP Ansor Sukabumi pernah diutus oleh mama Ciharashas ke Lubang Buaya selama empat hari empat malam bersama dengan rombongan lain. Sebagaimana kita ketahui pada peristiwa akhir September dan awal Oktober tahun 65 NU mengeluarkan pernyataan resmi yang menuntut pembubaran PKI dan organ-organnya dan menyerukan keterlibatan umat Islam untuk mendukung ABRI dalam aksi penumpasan PKI. Semenjak itu Ama Siqoy mulai berkhidmah di NU sampai sekarang. Saat ini ia adalah Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Sukabumi. Pada masa kepemimpinannya, bersama KH Abdul Basith dan dilanjut masa kepemimpinan KH Ansori Fudholi serta pengurus yang lain berhasil mendirikan bangunan kantor NU. Menurutnya berjuang di NU itu harus dengan sungguh-sungguh tapi tidak perlu ingin dilihat banyak orang karena sudah begitu seharusnya prinsip orang NU. “Orang NU itu dari dulu kalau berjuang tidak pernah menonjolkan diri walaupun berjuang sekuat tenaga,” tuturnya lagi dengan nada tegas. Keberhasilannya memimpin NU saat ini adalah dengan terbentuknya MWCNU di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Sukabumi, bahkan beberapa MWC sudah mampu memiliki kantor sendiri. “Semua MWCNU sudah terbentuk, malah sebagian sudah ada kantornya. organisasi itu bisa maju kalau sudah punya sekretariat atau kantor, alhamdulillah dengan berusaha sekuat tenaga sudah mampu terbangun, semoga ke depan mampu sampai selesai,” tuturnya. Ama Siqoy tentu saja selalu mengikuti perkembangan NU dengan menghadiri forum seperti muktamar NU di antaranya Muktamar NU Ke-29 di Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat. Ama Siqoy turut menyaksikan ketegangan NU waktu itu. “Yang Ama saksikan Soeharto itu ingin menghancurkan dan menghabisi NU, tapi karena NU itu karomah, malah semakin kuat,” tegasnya. Menurut ceritanya, selama masa Orde Baru ia pernah beberapa kali dipanggil ke Kodim beserta beberapa santri untuk diinterogasi karena pergerakannya di NU. Hal ini menunjukkan sikap intimidatif rezim Orde Baru terhadap hal-hal di luar yang dikehendakinya Selain aktif menggerakkan NU, Ama Siqoy juga menjadi salah satu deklarator PKB di Sukabumi beserta kiai lainnya. Sampai hari ini dirinya masih intens mengawal kegiatan-kegiatan partai itu. Dalam salah satunya kisahnya, selepas acara di Pondok Pesantren Al-Masthuriyah, Ama Siqoy pernah bareng bersama Gus Dur berkunjung ke Jampang Tengah ketika Gus Dur hendak menemui salah satu sahabat mondoknya waktu di Pesantren Tambak Beras.

Sumber: https://jabar.nu.or.id/profil/kh-mahmud-mudrikah-hanafi-ahli-jam-ul-jawami-dari-sukabumi-sPM1t

1. Ketua GP Ansor Sukabumi saat Gestapu tahun 1965
2. Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Sukabumi.
3. Deklarator PKB di Sukabumi

4.1  Karier Beliau
pengasuh pesantren Siqoyaturrahmah

5.  Referensi
Biografi KH. Mahmud Mudrikah Hanafi


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 04 Juni 2022, dan terakhir diedit tanggal 12 September 2022.

 

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya