Biografi KH. Kholil Kasingan
- by Budi
- 6.134 Views
- Selasa, 13 September 2022

Daftar Isi
1 Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Riwayat Keluarga
1.3 Wafat
2 Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
2.2 Guru-guru Beliau
2.3 Mendirikan dan Mengasuh Pesantren
3 Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
3.2 Murid-murid Beliau
4 Karier
4.1 Karier Beliau
5 Chart Silsilah
5.1 Chart Silsilah Sanad
6 Dikenal Imam Sibawaihnya Jawa
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
KH. Kholil Harun Kasingan Rembang (popular disebut Kiai Kholil Kasingan) lahir di Sarang, Rembang pada tahun 1293 Hijriah bertepatan 1876 Masehi, putra terakhir Mbah Harun dari Sarang. Ibunya bernama Sintok. Saudara-saudaranya adalah Kiai Machfudl, Kiai Umar, Kiai Fadlil, Kiai Shodiq. Kesemuanya adalah ahli-ahli ilmu dan agama. Ibu beliau, Sintok binti Lanah, adalah adik dari KH Ghozali Sarang. Mbah Harun meninggal dunia ketika Kiai Kholil masih kecil.
1.2 Riwayat Keluarga
Pada tahun 1900, KH. Kholil Harun pulang ke Sarang dan diambil menantu oleh gurunya, Kiai Murtadlo bin Muntaha. Pernikahan ini tidak bertahan lama. Istri beliau meninggal dunia. Hari-hari Beliau di Sarang diisi dengan mengajar dan belajar tanpa melupakan riyadlah mendekat kepada Allah.
KH. Kholil Harun menikah lagi dengan Nyai Sukatmi binti Haji Nur Hadi Kasingan. Pernikahan KH. Kholil Harun dengan Nyai Sukatmi dikaruniai dengan empat orang putri dan dua orang putra yakni Nyai Fatimah (istri KH Chamzawi Re
1.3 Wafat
KH. Kholil Harun sakit ringan pada tahun 1939. Sakit ringan ini berakhir dengan wafatnya Beliau pada hari Senin, 2 Rabi'uts Tsani 1358 H bertepatan dengan 21 Mei 1939 M. Beliau dimakamkan di Makam Kabongan Kidul dekat dengan pesantren Beliau yakni Pesantren Kasingan Rembang.
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
Sejak usia anak-anak, KH. Kholil Harun berada dalam pengawasan kakaknya Kiai Umar Harun dan Pamannya Kyai Ghazali Sarang. Keuntungan yang besar ini disambut dengan kemauan Mbah Kholil Harun untuk menuntut ilmu dari keduanya dan juga kiai-kiai lain di Sarang, diantaranya Kiai Murtadlo bin Muntaha.
Pada waktu beranjak remaja, KH. Kholil Harun sempat ikut dengan kakaknya Kiai Fadlil di Pesantren Tambakboyo. KH. Kholil Harun lalu melanjutkan mencari ilmu ke Bangkalan Madura, berguru kepada Wali Jaman itu yakni Kyai Kholil Bangkalan.
Pada usia 17 tahun, KH. Kholil Harun berangkat ke Haramain sebagaimana kaprahnya santri-santri pada masa itu untuk melaksanakan ibadah haji, sekaligus berguru kepada ulama' di Makkah. Pada masa itu, Kiai Kholil sudah dikenal sebagai pemuda yang tinggi ilmunya(alim)dan sering melakukan riyadlah.
Pada 1892, KH. Kholil Harun sampai di Mekkah. Beliau mengaji kepada Kyai Machfudz Termas yang ketika itu berusia 25 tahun. Mekkah saat itu sedang dalam masa keemasaan ulama' dari Nusantara. KH. Kholil Harun belajar juga kepada Syeikh Bakri Syaththo, Syeikh Nawawi Al-Bantani, Syeikh Khatib Al-Minangkabawi, dan ulama'-ulama' lain yang sezaman. Beliau belajar di Masjidil Haram selama delapan tahun.
2.2 Guru-guru Beliau
Guru-guru beliau saat menuntut ilmu, di antaranya:
1. KH. Umar Harun
2. KH. Ghazali Sarang
3. KH. Murtadlo bin Muntaha
4. Syekh Kholil Bangkalan
5. Syekh Machfudz Termas
6. Syekh Bakri Syatho
7. Syekh Nawawi Al-Bantani
8. Syekh Khatib Al-Minangkabawi
2.3 Mendirikan dan Mengasuh Pesantren
Pada 1901, Kiai Kholil menjadi hakim di Hofd voor Islamietische Zaken (Pengadilan Agama Hindia Belanda) berkantor di Rembang. "Karena tugas inilah, beliau lalu bermukim di Rembang. Kegiatan belajar mengajar beliau lanjutkan dengan mendirikan Pesantren Kasingan. Pesantren ini pada puncak kejayaannya, pernah memiliki 2.000 santri dari berbagai daerah di Indonesia," ujarnya.
3. Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
Anak-anak beliau yang menjadi penerus beliau adalah:
Dari istri Kedua dikaruniai empat orang putri dan dua orang putra yakni :
1. Nyai Fatimah (istri KH. Chamzawi Rembang)
2. Nyai Shofiyati (istri KH. Abdullah Zaini Demak)
3. Rofi'i (meninggal sewaktu kecil)
4. Kiai Ahmad Suyuthi Kholil Tasikagung (Mbah Ndloh)
5. Nyai Sa'diyah (istri KH. Sholeh, Makam Agung Tuban)
6. Nyai Ma'rufah (istri KH. Bisri Mustofa).
Dari istri ketiga, dikaruniai 3 anak di antaranya dua orang putri dan seorang putra yakni:
1. KH. Ma'moen Kholil (Nyai Fatimah)
2. Nyai Ma'munatun (Kyai Asrori Magelang)
3. Nyai Shofwah (Kyai Masyruf Mas'ad).
3.2 Murid-murid Beliau
Murid-murid beliau yang menjadi ulama adalah:
- KH. Dasuki Solo
- KH. Abdul Hamid Kendal
- KH. Turaichan Ajhuri Kudus
- KH. Abdul Jalil Kudus
- KH. F Basuni Rembang
- KH. Abdul Hamid bin Abdullah Pasuruan
- KH. Sanusi Banyuwangi
- KH. Masduqi Banyuwangi
- KH. Badri Pasuruan
- KH. Abdusy Syakur Bangil
- KH. Kholil bin Abi Hasan Bangil
- KH. Machrus bin Ali Lirboyo Kediri
- KH. Murodi Nganjuk
- KH. Fathurrahman Padangan
- KH.Abdul Malik Blora
- KH. Faozan Jepara
- KH. Baidlowi Rembang
- KH. Husain Jenu Tuban
- KH. Utsman bin Ma'shum Al-Makki
- KH. Abdurrasyid Jepara
- KH. Abdusy Syakur Kudus
- KH. Abdul Majid Pasuruan
- KH. Ma'shum Cirebon
- KH. Masruhan Semarang
- KH. Taslim Demak
- KH. Sholih Tuban
- KH. Chamzawi Rembang
- KH. Abdullah Zaini Demak
- KH. Bisri Mustofa
- KH. Misbah Tuban
4. Karier
4.1 Karier Beliau
Karier sesuai dengan keilmuan beliau, posisi karier yang diduduki di antaranya:
Pengasuh pesantren Kasingan
5. Chart Silsilah
5.1 Chart Silsilah Sanad
Berikut ini chart silsilah sanad guru KH. Kholil Kasingan dapat dilihat DI SINI, dan chart silsilah sanad murid beliau dapat dilihat DI SINI.
6. Dikenal Imam Sibawaihnya Jawa
Kiai Kholil dikenalsebagai Imam Sibawaihnya Jawa. Ini Karena kepakaran beliau di bidang ilmu-ilmu alat (ilmu bahasa arab). Alfiyah ibn Malik, salah satu kitab nahwu yang wajib dihafal dan dikuasai oleh para santri. Murid-murid Kiai Kholil yang memiliki pesantren juga menjadikan Alfiyah ibn Malik sebagai kitab wajib yang dikaji, sebagai salah satu kekhususan dan keunggulan dari pesantren tersebut.
7. Referensi
Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 14 Juli 2022, dan terakhir diedit tanggal 13 September 2022.
Lokasi Terkait Beliau
Belum ada lokasi untuk sekarang
Memuat Komentar ...