Setelah bambu tersebut sudah terkumpul dan diruncingkan, KH. Sirajd kemudian membacakan doa ke bambu tersebut. Setelah dibacakan doa, para santri kemudian pergi berjihad melawan penjajah pada 1 Maret. Dan akhirnya, walaupun para santri hanya berbekal bambu runcing mereka memenangkan pertempuran dengan mengalahkan para tentara Belanda yang bersenjata lengkap.