Berdasarkan survei yang dikeluarkan oleh lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) miliknya Denny JA, Nahdlatul Ulama (NU) dinyatakan sebagai ormas (Organisasi Masyarakat) terbesar di Indonesia menempati urutan teratas mengalahkan ormas-ormas lainnya dengan jumlah persentase 49,5%
Sejak berdirinya, Indonesia sebenarnya sudah maju dan pemahaman ke-Islam-annya juga sudah hebat. Bagaimana dengan sekarang?
Para pakar sejarah mempunyai pandangan tersendiri dengan perkembangan tarekat ini. Dalam persepsi Fathurrahman dalam karyanya berjudul ” Syattariah di Minangkabau” menyebutkan bahwa jalur Tarekat Syatariyah ke Indonesia melalui Ibrahim al-Kurani (1023-1102 H) dan Syaikh Abdurrauf al-Sinkili (1024-1105 H).
Munas Alim Ulama memiliki catatan sejarah yang unik dari masa ke masa. Bagaimana sejarahnya?
Alkisah, waktu itu, Kiai As'ad dan Kiai Mahrus tidak mau jabat Rais Aam meskipun malaikat turun. Kenapa?
Banser curiga dan mencegat Kiai Sahal. “Bapak siapa gih?,” tanya Banser. Bagaimana kelanjutannya?
Ibnu Jauzi menyebutkan bahwa ada 216 Sahabat Wanita Yang meriwayatkan hadis dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Yang sebagian dari istri Nabi dan sebagian yang lain adalah berstatus sebagai Sahabat. (Juhud Al-Mar'ah fi Nasyr Al-Hadits Wa Ulumihi. Dr. Ifaf binti Abdul Ghafur)
Jika diurutkan, tidak ada NU-nya mbah Hasyim, bahkan di zaman mbah Hasyim sendiri. Kenapa?
Rumah Almarhum Kiai Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh dan rumah Gus Mus tidak bisa dibilang jauh. Daerahnya bersebalahan. Kiai Sahal di Pati. Sementara Gus Mus di Rembang. Tapi yang membuat dua kiai hebat ini bertemu, berkenalan lalu menjadi karibnya, adalah Gus Dur
14 Februari adalah tanggal bersejarah, oleh karenanya harus dikenang. Ada apa memangnya?