Pentingnya Berbakti pada Orang Tua

 
Pentingnya Berbakti pada Orang Tua
Sumber Gambar: Selasa Pahing, 16 Mei 2023 laduni.id

LADUNI.ID, Jakarta - Setiap anak pasti mempunyai utang budi kepada orang tua atas jasa-jasa yang telah dicurahkan sepenuh hati mulai dari mengandung, menyusui, hingga tumbuh kembang dari usia kanak-kanak bahkan sampai dewasa.

Dalam sebuah hadis riwayat  Sahabat Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengatakan bahwa seorang anak tidak akan bisa membalas budi orang tua kecuali seumpama orang tua tersebut jadi budak lalu si anak membelinya untuk dimerdekakan dari status budak.

لَا يَجْزِي وَلَدٌ وَالِدًا، إِلَّا أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوكًا فَيَشْتَرِيَهُ فَيُعْتِقَهُ

Artinya: “Seorang anak tidak akan mampu membalas orang tua kecuali ia menemukan orang tuanya jadi budak lalu ia membelinya kemudian memerdekakan.” (HR. Imam Muslim).

Namun, apakah di zaman sekarang ada orang tua yang menjadi budak? Tentu tidak ada karena kita sudah tidak berada di era perbudakan.
Apabila demikian kondisinya, maka tidak ada anak satu pun yang bisa membalas curahan kebaikan orang tuanya.

Tentu saja tak bisa membalas dengan balasan seimbang, bukan berarti anak tidak wajib membalas kebaikan orang tua. Ia harus membalas kebaikan-kebaikan orang tua.
Salah satu caranya adalah dengan menafkahi mereka saat masih hidup, bahkan ketika keduanya adalah non-Muslim.
Tanggung jawab ini mesti dilakukan ketika orang tua memang tidak mampu sementara anak memiliki kecukupan harta.

Seorang anak juga mesti selalu berbaik budi dan tidak berkata kasar kepada mereka.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

 

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Artinya: “Dan kalian sembahlah Allah dan jangan kalian sekutukan Ia dengan apa pun, dan dengan bersikap baik kepada kedua orang tua.” (QS. An-Nisa’ 4:36)

Dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir (2/298) dijelaskan, orang tua sangat penting untuk dihormati karena Allah menjadikan orang tua sebagai media atau wasilah seorang anak bisa lahir ke alam dunia ini.
Oleh karena itu, di dalam ayat Al-Qur’an, Allah berulang kali memerintahkan berbaik budi kepada kedua orang tua setelah Al-Qur’an menyebut kata Allah SWT.
Jadi kalimat kedua orang tua (wâlidain) sering jatuh setelah kata perintah pengesaan atau penghambaan kepada Allah SWT.
Selain ayat di atas, bisa dilihat pada ayat berikut:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ (١٤)

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun [1181]. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. [1181] Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun. (QS. Luqman 31:14)
 

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS Al-Isra’ 17: 23)

Apa pun alasannya, seorang anak harus berkata kepada orang tua dengan tutur kata yang sopan. Bisa saja ada anak ditakdirkan menjumpai orang tuanya dalam keadaan sudah tua renta, pikun, atau daya kecerdasan otaknya menurun sehingga terjadi satu dua ketidaksepakatan antara yang tua dengan yang muda. Kondisi demikian mesti dimaklumi.
Maka di Surat Al-Isra’ dan ayat yang sama, Allah SWT melarang anak berkata kasar meskipun sedikit saja dengan kalimat “hus” misalnya, dan membentak.
Terlebih lagi memukul mereka, tentu hal ini sangat dilarang oleh agama Islam.

إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Artinya: "Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’ 17: 23).

Selain berbuat baik, seorang anak bisa berbakti kepada orang tua dengan cara mendoakannya dengan kebaikan-kebaikan yang melimpah.
Dalam satu hadis, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: "Apabila Manusia meninggal Dunia maka terputuslah amalnya kecuali karena tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya". (HR. Imam Muslim)

Demikan penjelasan tentang pentingnya berbakti pada kedua orangtua kita, semoga bermanfaat.

 

Sumber : Kitab Tafsir Ibnu Katsir, Karya Imam Ibnu Katsir

___________

Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada Rabu, 3 Juli 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.

Editor : Sandipo

Selasa Pahing, 16 Mei 2023
Selasa     : 3
Pahing     : 9