Mendahulukan Kepentingan yang Lebih Besar (Serial Kajian Hadist)

 
Mendahulukan Kepentingan yang Lebih Besar (Serial Kajian Hadist)

LADUNI.ID - Alhamdulillah Kajian Hadis Ahad Malam di Masjid Raya Mujahidin Pontianak sempat dilanjutkan kembali setelah beberapa lama absen karena berbagai kegiatan dan kesibukan yang bersamaan waktunya. Kajian Hadis malam ini, sebetulnya masih kelanjutan dari pembahasan sebelumnya di bawah judul Murah Hati dan Sikap Dermawan. Di antara hadis yang dibahas adalah:

عن أنسٍ رضي الله عنه قَالَ مَا سُئِلَ رسول الله صلى الله عليه وسلم عَلَى الإسْلاَمِ شَيْئاً إِلاَّ أعْطَاهُ وَلَقَدْ جَاءهُ رَجُلٌ فَأعْطَاهُ غَنَماً بَيْنَ جَبَلَيْنِ فَرجَعَ إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ أسْلِمُوا فإِنَّ مُحَمَّداً يُعطِي عَطَاءَ مَن لا يَخْشَى الفَقْر وَإنْ كَانَ الرَّجُلُ لَيُسْلِمُ مَا يُريدُ إِلاَّ الدُّنْيَا فَمَا يَلْبَثُ إِلاَّ يَسِيراً حَتَّى يَكُونَ الإسْلاَمُ أحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا. رواه مسلم

Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Tidaklah Rasulullah SAW. dimintai sesuatu demi untuk Islam, kecuali Beliau memberinya. Pernah ada seseorang dating kepada Beliau, lalu Beliau berikan kepadanya semua kambing yang ada di antara dua gunung. Setelah itu, orang tersebut kembali kepada kaum (komunitas)nya, dan berkata, “Wahai kaum! Masuklah kalian ke dalam Islam, karena Muhammad memberi dengan pemberian orang yang tidak takut menjadi miskin”, walaupun seseorang terkesan masuk Islam karena kepentingan dunia, namun hal ini tidak akan berlangsung kecuali hanya sebentar, hingga akhirnya Islam menjadi yang paling mereka cintai, melebihi cinta mereka terhadap dunia dan seluruh isinya. (HR. Muslim).

Ada pertanyaan, siapa seseorang yang diberi banyak kambing oleh Rasulullah SAW. dalam hadis di atas? Para ulama menjelaskan bahwa seseorang yang dibantu Rasulullah SAW. tersebut adalah seorang pemimpin atau tokoh non muslim yang dianggap sangat berpengaruh dan mempunyai banyak pengikut.

Sikap dermawan dan murah Rasulullah SAW, juga ditujukan kepada mereka yang non Muslim. 
Tidaklah layak kita berpandangan bahwa orang lain yang bukan Islam, lalu dianggap musuh dan tidak boleh diberi bantuan. Boleh jadi dengan bantuan dan pemberian kita terhadap mereka justru menjadi jalan hidayah untuk kebaikan mereka masuk memeluk agama Islam. Apalagi jika seorang pemimpin banyak pengikutnya ikut masuk Islam. Sebagaimana dijelaskan dalam kasus hadis di atas. Betapa banyak orang non Muslim akhirnya memeluk agama Islam, karena terdorong oleh rasa kagum dan simpati terhadap kebaikan dan akhlak yang terpuji.

Rasulullah SAW. berpandangan jauh ke depan, bahwa yang dilihat dan dihitung bukan sekedar pribadi orang yang bersangkutan, tapi dampak positif masa depan perkembangan umat Islam. Maksudnya, bantuan dan kebaikan Rasulullah SAW. merupakan bagian dari dakwah yang strategis, bahwa ketika sosok pemimpin non muslim itu mulai simpatik yang pada akhirnya masuk Islam, maka seluruh pengikutnya juga akan ikut masuk Islam.

Kasus dalam hadis ini juga yang dijadikan dalil oleh Syekh Yusuf al-Qaradhawiy, bahwa muallaf itu bukan hanya orang yang sudah masuk Islam, tapi muallaf itu termasuk orang yang belum masuk Islam, tapi ia sudah tertarik dan diharapkan hatinya melunak dan masuk Islam.

Dalam kitabnya Fiqh az-Zakah, Beliau menyebutkan bahwa muallaf itu ada tujuh macam, salah satunya adalah yang disebutkan dalam hadis tersebut, yaitu orang yang belum masuk Islam. Pendapat al-Qardhawi ini juga sama dengan pendapat Prof. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah.

Rasulullah SAW. memberi perhatian besar dengan membantu pemimpin non muslim yang sangat berpengaruh seperti yang disebutkan dalam hadis di atas.

Hal yang sama juga pernah terjadi ketika Rasulullah SAW. sudah siap-siap bertakbir Ihram memimpin shalat berjamaah karena sudah diiqamat, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil Beliau dari arah pojok masjid. Akhirnya Rasulullah SAW. meninggalkan jamaah dan menunda shalat berjamaah. 
Begitu lamanya Rasulullah SAW. melayani orang itu, ketika Beliau balik ke tempat shalat, makmum para sahabat sudah pada tertidur. (HR. Bukhari dari Anas bin Malik).

Pertanyaannya, siapa seseorang yang memanggil Rasulullah SAW. ketika Beliau sedang siap-siap memulai shalat berjamaah, dan Beliau rela meninggalkan jamaahnya hingga Beliau shalat berjamaah tidak di awal waktu lagi?

Jawabannya, seseorang itu adalah seorang tokoh atau pemimpin non muslim yang dianggap sangat berpengaruh dan mempunyai banyak pengikut. 
Apakah Rasulullah SAW. lebih mementingkan peduli terhadap orang non Muslim daripada shalat berjamaah di awal waktu?

Inilah bagian dari kebijakan Rasulullah SAW. bahwa terkadang ada sesuatu yang diidahulukan karena kepentingannya yang jauh lebih besar. Yakni dialog dan diskusi dengan tokoh non Muslim sekaligus menjadi dakwah bagi mereka agar supaya mereka tidak salah paham terhadap Islam. Sebaliknya dengan melayani mereka dengan penjelasan dan klarifikasi secara baik dan benar, maka mereka akan simpatik dengan Islam. Pada akhirnya mereka ikut masuk memeluk agama Islam.

Dalam sejarah perkembangan umat Islam, salah satu faktornya karena banyaknya tokoh dan pemimpin yang masuk Islam yang kemudian diikuti oleh para pengikutnya.

Semoga Bermanfaat. 
Wallahu A’lam bi ash-Shawab.

Oleh: Dr. Wajidi Sayadi