Peneliti Jepang Rencana Gabungkan Sel Manusia dengan Tikus

 
Peneliti Jepang Rencana Gabungkan Sel Manusia dengan Tikus

LADUNI.ID, Jakarta - Seorang peneliti di Jepang, Hiromitsu Nakauchi memiliki rencana memasukkan sel induk manusia ke dalam tikus. Setelah berhasil dimasukkan, Nakuchi berencana mentransfer sel tersebut ke dalam hewan lain adalah untuk menghindari kesalahan mutasi.

Rencana ini kemudian dibuat ke dalam sebuah proposal yang diajukan kepada para ahli di Kementerian Sains Jepang. Kementerian Sains Jepang diperkirakan akan memberikan persetujuan akhir bagi proyek itu di bulan Agustus.

Izin yang diberikan Jepang kepada peneliti tersebut, menjadikan Jepang sebagai negara pertama yang memberikan izin kelahiran embrio dengan sel gabungan manusia dan hewan dalam rangka membuat organ manusia. Dalam rencana tersebut, Nakauchi akan menumbuhkan sel batang manusia pada embiro tikus, tikus putih dan babi.

Sebelumnya, banyak peneliti dari negara lain yang juga telah menumbuhkan sel-sel manusia di dalam embrio hewan. Akan tetapi, embrio tersebut biasanya didibiarkan untuk bisa tumbuh dengan sempurna. Hal ini sangat berbeda dengan Jepang yang hanya untuk keperluan penelitian.

Seorang ahli bioetikan bahkan juga pernah mengatakan bahwa penelitian tersebut memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan jika beberapa sel manusia dipindahkan pada otak hewan. Kendati demikian, Nakauchi membantah bahwa penelitianini hanya dirancang untuk mempengaruhi organ yang memang ia rencanakan.

Bahkan, Nakauchi sebelumnya juga pernah secara efektif menyembuhkan seekor tikut yang menderita diabetes. Hal itu dilakukan Nakauchi dengan menumbuhkan pancreas tikus sehat dalam sebuah embrio tikus yang kemudian sel tersebut dipindahkan ke dalam tubuh tikus yang sakit tersebut.

Dengan penelitiannya ini, Nakauchi berharap bisa menciptakan hewan dengan organ manusia lengkap yang nantinya bisa ditransfer ke tubuh manusia. Ia juga berharap supaya eksperimen ini dapat membanut para ilmuwan untuk memahami lebih dalam persoalan yang mereka hadapi.