Penjelasan Nabi tentang Islam yang Paling Baik

 
Penjelasan Nabi tentang Islam yang Paling Baik
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Terdapat sebuat riwayat Hadis yang sangat menarik, sebagaimana berikut ini: 

‎حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَزِيدَ عَنْ أَبِي الْخَيْرِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

"Diriwayatkan dari 'Amru bin Kholid, bahwa Laits meriwayatkan dari Yazid dari Abil Khoir dari Abdullah bin 'Amr menceritakan bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi: 'Islam manakah yang lebih baik?' Nabi menjawab: 'Memberi makan dan memberi salam baik kepada orang yang kamu kenal atau tidak.'" ‏(HR. Bukhari dan Muslim)

Memberi makan adalah salah satu bentuk kepedulian sosial. Dalam bahasa yang lebih umum, Nabi menekankan kepada perangai yang saling menolong untuk kesejahteraan masyarakat. Mereka yang lapar akan mudah tergoda berbuat kejahatan. Maka tugas kita adalah bagaimana menciptakan kesejahteraan sosial dengan saling peduli itu.

Pesan kedua dari Nabi Muhammad SAW adalah memberi salam. Salam adalah simbol penghormatan, kasih sayang dan perdamaian. Selain meningkatkan kesejahteraan, Nabi Muhammad SAW juga menekankan untuk menjaga kehormatan dan perdamaian masyarakat. Keduanya saling berkaitan erat.

Frase terakhir dari pesan nabi juga amat dahsyat, yakni kesejahteraan dan perdamaian itu dilakukan baik kepada orang yang kita kenal atau tidak. Humanisme pesan nabi begitu terasa. Tidak lagi membedakan agama, etnik, dan bangsa; kita diminta memberi makan dan menebar salam pada semua.

Dan jangan lupa, pesan nabi ini menjawab pertanyaan: Islam yang bagaimana yang lebih baik? Artinya Nabi menekankan pada amalan yang lebih baik dalam kita menjalankan agama, di luar ibadah mahdhah.

Hadis yang mirip juga terdapat di dalam Shahih Bukhari dan Muslim, yakni berikut ini

‎‏عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

"Dari Abi Musa r.a, menceritakan bahwa banyak orang bertanya: 'Islam manakah yang paling utama waha Rasulullah?' Kemudian Rasulullah menjawab: 'Siapa yang kaum Muslim selamat dari lisan dan tangannya.'"

Kalau Hadis sebelumnya menggunakan redaksi "khair", tapi yang Hadis ini menggunakan istilah "afdhal". Apa perbedaannya?

Ibn Hajar dalam Kitab Fathul Bari mengutip Al-Karmani bahwa kata "afdhal" bermakna yang lebih banyak pahalanya, sedang kata "khair" yang lebih banyak manfaatnya. Tapi bisa juga beda redaksi pertanyaan dan jawabannya karena disesuaikan dengan penanya dan audiensnya.

Tetapi inti jawabannya sama, yakni karena memberi makan itu artinya mereka selamat dari bencana yang diakibatkan tangan. Mengucap salam berarti selamat dari kejahatan lisan. Begitu penjelasan Kitab Fathul Bari.

Hadis ini sangat dalam maknanya. Menyangkut amalan Islam yang paling afdhal atau utama. Dalam redaksi Sahih Muslim, kata Islam menjadi Muslim. Sehingga pertanyaanya menjadi Muslim manakah yang paling utama? Menurut Ibnu Hajar, keduanya dianggap sama.

Jawaban nabi luar biasa. Amalan yang paling utama itu adalah mereka yang menjadikan Muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Ini introspeksi ke dalam internal kita. Kita rajin ibadah, tapi kenapa gemar mencaci? Kita rajin baca Al-Qur'an tapi kenapa enteng sekali dalam memfitnah dan menebar hoaks?

Kita rajin shalat Tahajjud, tapi mengapa mulut kita selalu nyinyir? Kita rajin sedekah, tapi kenapa merampas hak orang lain? Kita pakai sorban dan gamis, tapi kenapa kita mencaci maki pemimpin kita?

Pesan nabi ini sangat humanis. Kita diminta melakukan jaminan keamanan sosial. Bagaimana orang hendak bekerja, bila selalu dibully, difitnah, dan dihadang dengan berbagai isu? Bagaimana orang bisa merasa aman dan nyaman, bila kondisi rumah tangga, lingkungan dan tempat kerja membuat dia merasa tertekan dan keamanannya terganggu?

Pesan Nabi Muhammad SAW di atas relevan dengan kondisi kita ini. Dalam dua Hadis tersebut nabi tidak bicara politik atau sistem negara sebagai amalan yang khair dan afdhal. Nabi lebih menekankan aspek kemanusiaan kita: selamat dari gangguan lisan dan tangan, memberi makan, dan menebar salam. Sederhana, bukan? []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 13 September 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Prof. Nadirsyah Hosen

Editor: Hakim