Bolehkah TV Ditaruh di Kamar?

 
Bolehkah TV Ditaruh di Kamar?

Assalamu’alaikum wr wb

Selamat pagi, Pak….saya ingin minta saran tentang bagaimana sebenarnya sikap kita sebagai orang tua ketika menghadapi anak yang suka sekali menonton TV? Seringkali rebut gara-gara rebutan remote dengan saudaranya, dan sebagainya. Apakah boleh kita menyediakan TV di kamar, biar maksudnya ga rebutan remote? Terima kasih banyak atas penjelasannya?

Wassalamu’alaikum wr wb

Jawaban:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Terima kasih Bapak/Ibu yang berkenan bertanya kepada kami. Permasalahan yang ditanyakan cukup sering dialami oleh orang tua lainnya. Anak-anak sering ribut gara-gara rebutan remote. Bahkan terjadi juga yang rebutan remote bukan sesama anak, tapi antara anak dan orang tuanya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:

Pertama, letakkan TV di ruang bersama. Hal ini membawa beberapa manfaat di antaranya orang tua mudah mengawasi acara yang ditonton anak, membangun kebersamaan keluarga, memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang hal-hal yang berhubungan dengan acara, melatih untuk menghargai pilihan orang lain dalam memilih saluran TV.

Kedua, jangan letakkan TV di kamar. Ini kebalikan dari poin pertama. Alih-alih kita ingin memanjakan anak atau untuk menghindari keributan karena rebutan remote, justru hal ini akan membawa dampak negatif antara lain: anak menjadi individualistis, orang tua tidak bisa mengawasi acara yang ditonton anak dan tidak bisa mengawasi jam menonton TV, anak bisa memiliki kebiasaan tidur malam sehingga mengganggu jam belajarnya, dsb.

Ketiga, membuat aturan bersama menonton TV. Jika TV diletakkan di ruang bersama entah ruang makan atau ruang keluarga, pastikan ada pembatasan menonton TV, misalnya hanya menonton TV di saat makan bersama, atau hanya boleh menonton TV 2 jam sehari, atau matikan TV saat maghrib, dsb. Aturan tersebut dibuat dan disepakati bersama, sehingga anak dan orang tua bertanggung jawab terhadap aturan itu.

Keempat, dampingi anak saat menonton TV. Penting sekali bagi orang untuk mendampingi anak-anaknya ketika menonton TV. Bagi anak pra sekolah, semua yang ditampilkan di TV dianggap sebagai hal yang nyata dan akan mempengaruhi imajinasinya. Jika yang ditonton adalah hal-hal kekerasan dan menakutkan, maka bisa memicu munculnya rasa takut pada diri anak dan bisa berdampak menjadi sulit tidur, dsb. Bagi usia anak SD perlu didampingi, karena sudah mulai bisa mencerna apa yang ada di TV. Pindah saluran TV jika acara yang ditontonnya mengandung kekerasan dan hal-hal mengarah ke arah porno (misalnya menampilkan baju perempuan yang terlalu terbuka atau yang lainnya).

Kelima, jika perlu, langganan TV berbayar. Layanan TV berbayar memiliki pilihan saluran yang lebih banyak dan variatif. Kita bisa memilihkan saluran yang cocok bagi anak kita, misalnya saluran khusus flora fauna, kartun, khusus anak, dokumenter, dsb. Namun demikian, pendampingan tetap diperlukan, walaupun khusus kartun, tapi kita tetap harus  memperhatikan jenis kartunnya. Karena tidak jarang, kartun juga menampilkan adegan kekerasan. Sesuaikan acara TV dengan usia anak.

Keenam, utamakan kebutuhan anak. Dalam hal orang tua sedang menonton acara kesukaannya dan anak juga ingin menonton acaranya, maka orang tua harus mengalah. Utamakan kebutuhan anak, jangan malah sebaliknya, akhirnya rebutan remote dan ribut antara anak dan orang tua. Orang tua diharuskan lebih banyak mengalahkan keinginannya dan mengutamakan kebutuhan anak.

Mungkin itu beberapa yang bisa saya sampaikan. Mudah-mudahan ada manfaatnya.


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam hormat

Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M.Psi
(Dosen Universitas Gunadarma - innozzi@yahoo.com)