Literasi generasi muda Millenial
Tim Roadshow Wisata Literasi yang diprakarsai oleh Forum Indonesia Menulis (FIM) tiba di Sintang pada 17 September 2018. Mereka datang untuk mengunjungi SMP N 3 Dedai Sintang yang terpilih menjadi salah satu sekolah yang dikunjungi tim FIM. Kunjungan roadshow wisata literasi hanya ditujukan untuk 40 sekolah di tingkat SMP atau SMA yang ada di Kalimantan Barat.
Dari sekian bahasan diskusi, ada satu pesan inspiratif dari nara sumber, DR. Sudarsono, bahwa sebagai generasi muda agar tidak mudah terprovokasi oleh ganasnya hoax, harus giat membudayakan literasi.
KPI undang komponen masyarakat Bali dalam acara bincang-bincang seputar Literasi Media untuk mengajak bersama cerdas memilih tayangan televisi yang berkualitas.
IPB mengajak kepada semua pihak agar melakukan penguatan literasi media kepada anak didik. Penguatan literasi media harus menjadi suatu gerakan
Rialita Fithra Asmara (33), adalah seorang guru yang kreatif dan tidak pernah berhenti belajar. Bagaimana kisahnya?
Di era revolusi industri, penting memupuk budaya literasi. Bagaimana caranya?
Literasi digital sangat penting untuk terus dikampanyekan. Supaya apa?
Tim INOVASI kembali berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumenep menyelenggarakan pelatihan literasi di tingkat gugus.
Kabid Pengembangan Ikatan Mahasiswa Teluk Keramat (Imtek), Muhammad Rifaie mengatakan, budaya menulis di era milenial sekarang ini semakin menurun. Oleh karenanya kegiatan seperti pelatihan jurnalistik harus kerap digelar.
Memasuki waktu kurang dari satu minggu Pemilihan Umum 2019 akan digelar, sejumlah pemuda Kalimantan Barat mengikuti Pelatihan Literasi Pemilih Cerdas yang diadakan oleh Khatulistiwa Muda bekerjasama denga Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Dalam rangka meningkatkan budaya literasi, Club Menulis Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mengadakan pelatihan kepenulisan di Madrasah Aliyah al-Adaby, Ahad, 14/4.
Inilah yang perlu didorong secara berkelanjutan sebagai bagian dari pembangunan nasional yang selaras dengan pembangunan daerah
Program literasi yang diperkenalkan di Kabupaten Sumenep sejak 2018 lalu oleh Tim Inovasi dengan sasaran kelas awal jenjang SD (kelas 1, 2 dan 3), terus membuahkan hasil serta berdampak terhadap semangat belajar siswa.
Membangun budaya literasi bersifat tindakan afirmatif dan diarahkan pada ikhtiar kolektif bangsa sehingga seluruh kompenan baik pemerintah pusat, daerah, dunia usaha (penerbit), industri media cetak dan elektronik, pengarang/penulis.
Bagi guru dan anak sekolah juga sangat relevan. Berbagai materi, metode, strategi, media, dan evaluasi pembelajaran yang baik dan mutakhir (best practice learning) sangat berarti menyokong proses belajar mengajarnya.
Bulan Ramadan, pembuka peradaban membaca yang sesungguhnya. Pada bulan ini, Ayat membaca diturunkan "Iqra'", dan nama kitabnya pun, disebut "Qur'an" sebuah "Bacaan". Adakah sebuah kitab yang menyamainya?
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) kubu Raya, gelarseremonial pelantikan yang dikemas dengan seminar pendidikan bertempat di AUla Kantor Bupati Kubu Raya, Ahad, 19/5.
Gerakan literasi nasional yang dicanangkan pemerintah dan diimplementasikan dalam berbagai bentuk program kegiatan di tingkat daerah belum menyentuh dampak yang diharapkan
Pemerintah melalui pengelola perpustakaan dan penggerak literasi harus membangun sistem gerakan yang lebih gencar dengan menitikberatkan program mengubah pola pikir masyarakat terkait kebutuhan membaca
Organisasi Poros Pelajar mengadakan dialog yang bertema "Merajut Semangat Literasi dalam Bingkai Kebangsaan untuk Pelajar Kalbar Berkemajuan" . Diskusi ini dilaksanakan di Kafe Grage tepatanyandi Jalan Imam Bonjol, Sabtu, 13/7.
Sementara kita tahu, orang tak akan pernah bisa memperoleh ilmu pengetahuan tanpa membiasakan diri membaca buku (sekaligus membaca lingkungan dan alam sekitar kita
Pada gilirannya, literasi yang kuat membuat orang sanggup memecahkan berbagai persoalan atau tantangan hidupnya, juga sanggup hidup harmonis dengan sesama
Di tengah era digital, anak yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga dengan budaya literasi yang kuat sanggup memanfaatkan limpahan informasi secara cerdas dan bijak
uforia atas kebangkitan "terminologi" literasi dewasa ini akan menimbulkan dua arti yang bertentangan satu sama lain. Postulasi pertama, kebangkitan tersebut memiliki makna sebagai "ruh" peradaban di mana individu akan menjadi haus akan pengetahuan, kemudian mentransformasikannya dalam kebijaksanaan keseharian
Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan harus mengambil peran memproduksi konten-konten moderasi beragama untuk memperkaya literasi.