ITS Ciptakan Mobil Listrik Sport Keren, Ini Profilnya Mobilnya

 
ITS Ciptakan Mobil Listrik Sport Keren, Ini Profilnya Mobilnya

LADUNI.ID, Surabaya - Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan mobil listrik berjenis sport dan Limosin (5Sin) yang mentereng. Mobil listrik sport tersebut adalah hasil reborn dari mobil Lowo Ireng yang gagah. Menurut Ketua Peneliti Lowo Ireng Reborn, Heri Suryoatmojo, mobil yang dibuat dengan anggaran miliaran rupiah tersebut menggunakan teknologi baterai lithium ion berkapasitas 20 kWh.

Heri mengatakan, teknologi utama lain yang digunakan, yakni controller/inverter, battery management system, dan interface vehicle unit,dibuat langsung oleh tim peneliti dan mahasiswa ITS. “Hanya 10 persen yang masih harus impor ke luar negeri. Sisanya kami bikin sendiri,” ujarnya.

Lowo Ireng Reborn, tambah Heri, memiliki kecepatan lebih dari 160 kilometer/jam. Sebab, torsi pada motor listrik yang digunakan 200 newtonmeter (nm) dengan transmisi triptonic. Sementara itu, proses pengisian daya dari nol hingga penuh hanya memakan waktu 3–4 jam dengan daya 7,7 kilowatt (kw).

Sementara itu, Rektor ITS Prof Mochamad Ashari pun sudah tidak sabar untuk segera menunggangi dua mobil listrik tersebut. Guru besar departemen teknologi elektro tersebut langsung menjajal Lowo Ireng Reborn didampingi oleh Danar Isa, mahasiswa yang juga tim Lowo Ireng Reborn. Mereka berkeliling halaman gedung rektorat dengan bangga.

“Ini kami launching untuk yang lebih besar. Selain sudah dikonversi menjadi kendaraan listrik, 90 persen bodi Lowo Ireng Reborn ini dibuat ITS sendiri,” kata Ashari setelah menjajal dua mobil listrik terbaru tersebut.

Mobil sport Lowo Ireng Reborn tersebut sejatinya bukan mobil baru. Pada 2014 mobil Lowo Ireng sudah diluncurkan. Namun, saat itu bahan bakar yang digunakan masih bensin. Kemudian, tahun ini mobil Lowo Ireng tersebut dikembangkan menjadi mobil listrik. Namanya pun berubah menjadi Lowo Ireng Reborn.

Hal senada juga diungkapkan Direktur PUI-SKO IOTS Dr Muhammad Nur Yuniarto. Menurutnya, bodi mobil sport Lowo Ireng Reborn itu tidak berubah. Yang berubah hanya bahan bakar. “Jadi ramah lingkungan, menyusul kendaraan listrik lainnya,” ungkapnya.

Nur menjelaskan, Lowo Ireng diambil dari bahasa Jawa yang berarti kelelawar hitam. Alasannya, ketika memproduksi mobil Lowo Ireng, tim mengerjakannya saat malam. Konsepnya pun mobil sport dengan desain bodi mirip kelelawar.

“Mobil ini lama kami kembangkan sejak 2014. Tahun ini kami konversikan sejak Januari,” ucapnya. Bukan hanya itu, mobil sport Lowo Ireng Reborn juga menggunakan teknologi terbaru. Kontroler yang digunakan dalam mobil tersebut 200 kWh. Baterainya pun sangat ringan, yakni 20 kWh, sehingga bisa menempuh 100–200 kilometer per jam. ’’Lebih hemat baterai karena sangat ringan,’’ tuturnya.

Berikut ini adalah dua profil mobil listrik ciptaan ITS tersebut.

Lowo Ireng Reborn

  • – Pengembangan dari Lowo Ireng yang diluncurkan pada 2014.
  • – Sebelumnya berbahan bakar bensin, sekarang listrik.
  • – Ramah lingkungan.
  • – Controller hingga 200 kWh.
  • – Baterai 20 kWh.
  • – Kecepatan bisa 100–200 km/jam

Limusin (5Sin)

  • – Didesain sebagai mobil wisata.
  • – Dapat digunakan untuk shuttle atau angkutan kota.
  • – Berteknologi baterai lithium ion dengan kapasitas 20 kWh.
  • – 90 persen teknologi dibikin ITS sendiri.

Dua mobil tersebut juga tengah dipersiapkan untuk event Jambore Kendaraan Listrik Nasional yang akan dimulai pada 28 Agustus. Bukan hanya mobil Lowo Ireng Reborn dan Limosin, ada tujuh kendaraan listrik lain yang akan diikutkan dalam event itu. ’’Nanti start dari ITS akan perjalanan menuju Jakarta,’’ ujar Nur.

Nur menyatakan, rally kendaraan listrik dari Surabaya menuju Jakarta tersebut bertujuan mengenalkan kepada masyarakat hasil riset yang telah dikerjakan ITS. Bukan hanya ITS, banyak institusi lain yang mengembangkan kendaraan listrik dalam acara tersebut. ’’Siapa saja yang mengembangkan riset kendaraan listrik diharapkan bisa ikut,’’ katanya.

Jambore Kendaraan Listrik Nasional tersebut bekerja sama dengan BPPT dan Kemenristekdikti. Di Jakarta, juga akan ada pameran kendaraan listrik. Sementara itu, mobil Limosin, lanjut dia, didesain sebagai mobil wisata. Mobil tersebut dapat digunakan untuk shuttle atau angkutan kota. ’’Hal itu tentu akan membantu mengurangi polusi udara seperti di Kota Surabaya ini,” jelasnya.


(Sumber: Jawa Pos)