INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Lumrahnya setiap orang terlahir, tumbuh, dan berkembang di tengah keluarga. Selanjutnya ketika dewasa, ia akan berusaha untuk melahirkan dan menumbuhkembangkan sebuah keluarga yang sejahtera, keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.
Banyak orang salah paham terhadap “derajat” tersebut. Seolah-olah itu berarti izin untuk bersikap semena-mena. Padahal, menurut Imam At-Thabari, sebagaimana dikutip Prof. Quraish, derajat itu justru bukan keistimewaan otoriter, melainkan tentang kelapangan dada suami untuk meringankan sebagian kewajiban istri.
“Sesungguhnya kelembutan tidaklah ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya, dan tidak dicabut dari sesuatu melainkan akan merusaknya.” (HR. Muslim)
Mengajak anak memahami kembali jati dirinya sebagai perempuan, misalnya, bukanlah perkara sekali dua kali bicara. Perlu kesabaran yang panjang. Ingatkan dengan lembut bahwa seorang perempuan memiliki anugerah yang tidak dimiliki laki-laki.
Keteladanan menjadi key word atau kata kunci keberhasilan dalam menjalankan peran keluarga. Keteladanan jauh lebih unggul daripada sekedar pemberian pesan secara lisan. Anak cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan orang tua, baik pada ibu maupun ayahnya.
Memiliki anak yang sholeh, berakhlak mulia, dan senantiasa menjalankan amal kebaikan adalah harapan setiap orang tua. Namun, tidak sedikit orang tua yang lupa bahwa anak adalah cerminan dari apa yang mereka lihat dan alami di lingkungan keluarga.
Talak atau perceraian adalah terlepasnya ikatan perkawinan antara suami-istri, baik karena ungkapan talak sang suami, ungkapan tak disadarinya, maupun karena gugatan sang istri melalui meja pengadilan. Meski talak merupakan perkara yang diperbolehkan dalam syariat, tapi selama perkawinan masih bisa dipertahankan, seharusnya ia dihindari.
Suami sebagai laki-laki memiliki kewajiban memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya, sementara seorang istri tidak berkewajiban. Seorang suami memiliki kewajiban demikian karena semua pada akhirnya adalah bertujuan untuk kebaikan sang istri dan sang anak. Begitulah hukumnya.
Dalam kehidupan berumah tangga, suami dan istri tidak bisa terlepas dari bumbu kehidupan. Demikianlah hidup, ada kalanya saling bahagia membahagiakan, saling menyayangi tapi dalam kesempatan yang lain, ada kalanya terjadi gesekan dan saling menyalahkan.
Setiap rumah tangga akan diuji, namun kedewasaan dalam menghadapi ujian itulah yang menentukan kuat tidaknya sebuah keluarga. Bila Rasulullah saja mengalami gelombang kecil dalam bahtera rumah tangganya, maka kita pun jangan terlalu cepat berputus asa saat menghadapi hal serupa.