INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Kisah ini diceritakan oleh salah satu putri KH. Imam Yahya Mahrus, Nyai Hj. Ita Rosyidah Miskiyyah (Ning Oci).
Perang kedua yang terjadi antara kaum muslim di Madinah dengan kaum Quraisy yang disebut dengan perang Uhud. Perang ini terjadi tahun tiga hijriyah atau 625 Masehi.
KH. Abdullah Hadziq adalah putra pendiri Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang, Jepara, KH. Hasbullah
Menjadi Banser adalah sebuah pengabdian, bukan hanya mengabdi kepada agama tapi pada para ulama, masyarakat, bangsa, dan negara.
Namanya Ahmad profesinya hanya penjual permen atau manisan. Dia memang fakir tapi mencintai Ulama dan suka hadir dalam majlis ilmu. Dia juga suka memberi hadiah kepada para ahli fikih sembari meminta do'a agar anaknya (Abdul Aziz) menjadi Faqih
Support serta dukungan dari sang istri ini pula yang membentuk kepribadian Mbah Manab menjadi pribadi yang mulia.
Sang ulama menjawab, “Jika mutiara itu berlubang, maka itu adalah milik orang lain. Namun jika tak berlubang, maka itu sungguh pemberian Allah SWT untuk kalian”.
Saat Imam al-Bukhari berada di Samarkand, 400 ulama hadis datang untuk menguji beliau dengan hadis yang sanad dan nama periwayatnya sudah dicampuradukkan, mengubah sanad Syam ke sanad Hijaz, dan seterusnya.
Sebetulnya, Abu Jahal merasa takjub dengan Al Qur’an. Akan tetapi, karena gengsi dan kesombongannya, Abu Jahal tidak mau terang-terangan mengakuinya. Sampai akhirnya apa yang dia sembunyikan itu terbongkar.
Cinta Abdullah hanya untuk Aminah, bahkan ketika seorang perempuan cantik dan kaya, yang bernasab baik ingin menikahinya, ditolak olehnya.