INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Kalimat Laa ilaaha illallaah yang diamalkan itu sebagaimana sabda Kanjeng Nabi Muhammad SAW, "man kana awwalu kalamihi Laa ilaaha illallaah wa akhiru kalamihi Laa ilaaha illallaah dakholal jannah".
Dalam banyak kitab tarikh, di antaranya kitab Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, dikisahkan tentang perang Uhud di mana saat itu umat Islam mengalami kekalahan, dan Rasulullah SAW pun terluka. Gigi geraham beliau patah, bibir bawahnya sobek, dahi dan keningnya yang mulia juga bercucuran darah.
Di dunia ini muncul berbagai kesusahan, musibah, masalah, bencana, kekhawatiran, krisis, penyakit dan sebagainya. Tetapi muncul satu pertanyaan; Apakah pantas kita mendeskripsikan dunia dengan sifat-sifat yang jelek itu?
Ketika Anda melihat seorang wanita berpakaian dengan cara yang tidak dapat diterima secara Islami, Anda bisa menasihatinya dengan akhlak dan cara yang baik, jangan sejenak pun berpikir bahwa dia lebih rendah dari Anda secara rohani.
Meniti "laku suluk" bukanlah meninggalkan tugas kehambaan yang lain seperti mencari nafkah untuk keluarga, mendidik dan mengasuh anak. Memahami makrifat bukan berarti menjadi pemalas dan anti syariat. Tapi, justru terpancar ketakwaannya kepada Allah secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Jika seorang nonmuslim saja bisa melakukan hal yang demikian mulia, bukankah justru sebagai seorang yang Muslim dan Mukmin dapat melakukan hal itu sebagaimana teladan Baginda Nabi Muhammad SAW?
Segala hal yang mengantarkan kita pada sebab kebaikan tetap dijalani, tanpa menafikan doa yang menegaskan kita tetap bergantung kepada Allah SWT.
Sepertinya kita dengan Rasulullah SAW berjarak sangat jauh. Lokasi makam jauh, abad 7 di mana beliau hidup juga sudah jauh dari abad kita saat ini, kepribadian welas asih kita juga sangat jauh, apalagi tensi perjuangan untuk menjadi rahmat bagi lingkungan, kita masih sangat jauh.
Kisah ini sangat masyhur di kalangan para ulama. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa ternyata seorang yang meminta bantuan itu adalah masih salah satu keturunan Rasulullah SAW.
Alkisah, seorang tokoh ulama Mu’tazilah, suatu ketika ingin melamar salah satu putri seorang qodhi (hakim) yang berada di Makkah. Sementara, qodhi tersebut adalah seorang penganut paham Ahlussunnah wal Jama'ah.