INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Pondok Pesantren al-Ishlah didirikan oleh seorang mutakhorij Pondok Pesantren Luhur Dondong Mangkang (Pesantren tertua di Jawa Tengah) KH. Ihsan bin Mukhtar pada tahun 1927.
Pondok pesantren Al Madani didirikan pada tahun 2007 oleh seorang ulama di Semarang, Kiai H.M. Tauhid dan istrinya, Hj. Mufrida Murningsih. Pondok Pesantren Al-Madani berdiri di bawah asuhan KH. M. Tauhid Al-Mursyid, seorang figur yang sederhana, low profile, dan juga ramah.
Pondok Pesantren Al-Falak terletak di Pagentongan, Kelurahan Loji, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor Jawa Barat
Kiai Ageng Besari merupakan sosok pendiri Pondok Pesantren Tegalsari atau Gebang Tinatar.
Pondok Pesantren Raudlatul Musthofa bukanlah pondok baru, melainkan meneruskan dari Pondok Lor yang terletak di desa pundensari bagian utara dan didirikan pada tahun 1800-an oleh asuhan Maulana Udjang Abdun atau biasa disebut Mbah Abdun yang menerapkan sitem salaf murni.
Pondok pesantren Roudlotul Qur’an merupakan pondok pesantren yang bertempat di jantung Kota Lamongan, lebih tepatnya di daerah Kelurahan Tlogoanyar Kecamatan Lamongan.
KH. Achmad Asrori Al-Ishaqi beliau adalah ulama kharismatik dengan denga tutur katanya yang lembut. Sikap inilah yang menjadikan KH. Achmad Asrori Al-Ishaqi mudah diterima oleh semua kalangan baik para cendikiawan maupun rakyat biasa.
Mamba'ul Hisan diambil dari nama sebuah pondok induk yang dijadikan patokan standart kurikulum dalam pesantren yang didirikan oleh Ky. M.Abu Syamsudin Syakur yang berada di kawasan Blitar tepatnya di Gardusari Sanan Gondang Blitar dengan nama PP.Mamba'ul Hisan Sanan Gondang yang merupakan Cabang dari PP. Mamba'ul Hisan Pusat Sidayu Gresik.
Makam KH. Marzuqi Dahlan Ulama Nahdlatul Ulama Lirboyo Kediri Jawa Timur
KH. Abdullah bin Nuh, ulama asal Cianjur, yang produktif menulis kitab. Karyanya cukup banyak. Sebagian besar ditulis dalam bahasa Arab. Keilmuan yang luhur di bidang sastra Arab, fikih, ushul fikih, tasawuf, dan ilmu keislaman lainnya, menyebabkan beliau dijuluki al-Ghazali dari Cianjur.