Nabi Isa Akan Turun Kembali Ke Dunia Sebagai Nabi dan Rasul

 
Nabi Isa Akan Turun Kembali Ke Dunia Sebagai Nabi dan Rasul
Sumber Gambar: Foto (ist)

Laduni.ID Jakarta - Nabi Isa Akan Turun Kembali Ke Dunia Sebagai Nabi dan Rasul

PERTANYAAN:
Bagaimana pendapat Muktamar tentang Nabi Isa a.s. setelah turun kembali ke dunia. Apakah tetap sebagai Nabi dan Rasul?

Padahal Nabi Muhammad Saw. adalah Nabi terakhir. Dan apakah mazhab empat itu akan tetap ada pada waktu itu?

JAWABAN:
Kita wajib berkeyakinan bahwa Nabi Isa a.s. itu akan diturunkan kembali pada akhir zaman nanti sebagai Nabi dan Rasul yang melaksanakan syariat Nabi Muhammad Saw. dan hal itu, tidak berarti menghalangi Nabi Muhammad Saw. sebagai Nabi yang terakhir, sebab Nabi Isa a.s. hanya akan melaksanakan syariat Nabi Muhammad Saw. Sedangkan mazhab empat pada waktu itu hapus (tidak berlaku).

Baca Juga: 0138. Manusia yang Diserupakan Nabi Isa As Berdasarkan Dua Kitab Tafsir

Keterangan, dalam kitab:

  1. Asna al-Mathalib

قَالَ تَعَالَى: وَلَكِنْ رَسُوْلَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ. وَلاَ يُعَارِضُهُ مَا ثَبَتَ مِنْ نُزُوْلِ عِيْسَى عَلَيْهِ السَّلاَمِ أَخِرَ الزَّمَنِ  لِأَنَّهُ لاَ يَأْتِي بِطَرِيْقَهٍ نَاسِخَةٍ بَلْ مُقَرِّرَةً لِشَرِيْعَةِ نَبِيِّنَا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامِلاً بِهَا.


Allah berfirman (al-Ahzab: 40) “akan tetapi Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi” firman Allah tersebut tidak bertentangan dengan (hadis) yang menjelaskan tentang turunnya Isa a.s. di akhir zaman, karena Ia tidak akan datang dengan ajaran yang menghapuskan ajaran Nabi Muhammad Saw., namun justru akan menetapkannya dan mengamalkannya.

  1. Al-Fatawa al-Haditsiyah

سُئِلَ نَفَعَ اللهُ بِهِ بِمَا لَفْظُهُ أَجْمَعُوْا عَلَى أَنَّ عِيْسَى يَحْكُمُ بِشَرِيْعَتِنَا فَمَا كَيْفِيَّةُ حُكْمِهِ بِذَلِكَ بِمَذْهَبِ أَحَدٍ مِنَ الْمُجْتَهِدِيْنَ أَمْ بِاجْتِهَادٍ؟ فَأَجَابَ بِقَوْلِهِ عِيْسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ مُنَزَّهٌ عَنْ أَنْ يُقَلِّدَ غَيْرَهُ مِنْ بَقِيَّةِ الْمُجْتَهِدِيْنَ بَلْ هُوَ أَوْلَى بِاْلاِجْتِهَادِ. إهـ.

Beliau ditanya (mudah-mudahan Allah memberi manfaat terhadap ilmu beliau), dengan statemen: Para ulama sepakat bahwa Isa akan melaksanakan hukum berdasarkan syariat kita (Islam), maka bagaimanakah cara pelaksanaan hukumnya apakah berdasarkan salah satu mazhab dari mazhab-mazhab yang ada ataukah berdasarkan ijtihad? Jawabnya adalah, bahwa Isa a.s. itu tersucikan dari ikut menjadi muqallid terhadap imam-imam mujtahid, bahkan ia lebih utama untuk berijtihad sendiri.

Baca Juga: 0139. Hadits tentang Nabi Isa As Akan di Makamkan Disamping Makam Nabi Muhammad

  1. Al-Mizan al-Kubra

فَانْظُرْ يَا أَخِيْ إِلَى الْعَيْنِ فِي أَسْفَلِ الشَّجَرَةِ وَإِلَى الْفُرُوْعِ وَاْلأَغْصَانِ وَالثِّمَارِ تَجِدْهَا كُلَّهَا مُتَفَرِّعَةً مِنْ عَيْنِ الشَّرِيْعَةِ إِلَى أَنْ قَالَ: إِلَى أَنْ يَخْرُجَ الْمَهْدِي عَلَيْهِ السَّلاَمِ فَيُبْطِلُ فِيْ عَصْرِهِ التَّقَيُّدَ بِالْعَمَلِ بِقَوْلِ مَنْ قَبْلَهُ مِنَ الْمَذَاهِبِ كَمَا صَرَّحَ بِهِ أَهْلُ الْكَشْفِ إِلَى أَنْ قَالَ: ثُمَّ إِذَا نَزَلَ عِيْسَى عَلَيْهِ السَّلاَمِ اِنْتَقَلَ الْحُكْمُ إِلَى أَمْرٍ آخَرَ وَهُوَ أَنَّهُ يُوْحَى إِلَى السَّيِّدِ عِيْسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِشَرِيْعَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى لِسَانِ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ. إهـ.

Maka lihatlah wahai saudaraku apa yang ada di bawah pohon dan cabangnya, rantingnya serta buahnya, maka Anda akan mendapatkan semuanya bercabang dari inti syariat,.... sampai keluarnya Imam Mahdi yang akan membatalkan amalan yang berdasarkan taklid pada mazhab-mazhab yang ada pada masanya seperti telah dijelaskan oleh para ahli kasyaf ,.... sampai kemudian Isa a.s. turun, maka bergantilah hukum ke yang lainnya dan bahwasannya ia mendapatkan wahyu untuk melaksanakan syariat Muhammad Saw. melalui lisan jibril a.s.

Baca Juga: 0138. Manusia yang Diserupakan Nabi Isa As Berdasarkan Dua Kitab Tafsir

(1). Syaikh al-Islam Zakariya al-Anshari, Asna al-Mathalib, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1422 H/2001 M), Cet. Ke-1, Juz VI, h. 252.

(2). Ibn Hajar al-Haitami, al-Fatawa al-Haditsiyah, (Mesir: Musthafa al-Halabi, 1390 H/1970 M), Cet. Ke-2, h. 180.

(3). Adul Wahhab Al-Sya’rani, al-Mizan al-Kubra, (Mesir: Musthafa al-Halabi, t.th), Cet I, Juz 1, h. 49.

Sumber: Ahkamul Fuqaha no. 46 (Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama Ke 3 Di Surabaya Pada Tanggal 12 Rabiuts Tsani 1347 H. / 28 September 1928 M.)