Profil
Pondok Pesantren Darussalam Keputih Sukolilo Surabaya merupakan Pesantren yang didirikan dan diasuh pertama kali oleh (Alm) Almaghfurlah KH. Abdus Syakur Ibrahim bersama Istri Beliau Nyai Hj. Zuhro Ahmad. Sejak sekitar tahun 1990, Almarhum sudah sering diminta memberikan pengajian-pengajian pada masyarakat di Kelurahan Keputih Sukolilo Surabaya dan sekitarnya.
Saat itulah menjadi cikal bakal berdirinya Pesantren Darussalam ini secara bertahap. Seiring dengan perkembangannya, Pesantren yang lahannya berbatasan dengan kampus ITS dan Masjid As-Sa’adah Keputih Sukolilo Surabaya ini, telah memiliki badan hukum resmi baik secara Akta Notaris serta pengawasan Kemenag hingga legalitas Kemenhumham.
Pesantren yang berhaluan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah ini, sudah cukup banyak mengeluarkan Alumni dari tahun ke tahunnya. System pedidikan yang dilakukan pada saat itu belum begitu terstruktural. Dahulu sebagian besar telah mendidik santri dengan latar belakang mahasiswa yang kuliyah di sekitar Pondok Pesantren Darussalam Keputih, seperti ITS, PENS, UNAIR, STIKES, UIN dan kampus-kampus lainnya di Surabaya (khususnya Surabaya Timur). Dalam perkembangannya, kini Ponpes Darussalam Keputih Surabaya telah melaksanakan pendidikan Diniyah secara berjenjang klasikal.
Seiring dengan Proses Pembangunan yang masih terus berlangsung di Ponpes Darussalam ini, selain mahasiswa yang menjadi santri didikan Pesantren Darussalam keputih ini, pada tahun Ajaran 2015-2016 Ponpes Darussalam khususnya Madrasah Diniyah mulai menerima santri baru dengan berbagai jenjang sekolah Dasar dan Menengah untuk bisa mengikuti pengajian khusus Diniyah dan Umum.
Pondok pesantren Darussalam Keputih, merupakan pondok pesantren semi-modern yang memiliki sejarah perkembangan yang cukup panjang. Berawal dari sebuah impian seorang alim ulama’ al-‘Arif billah K.H Nur Fadhil, hingga akhirnya dapat direalisasikan oleh cucu beliau dan mengalami perkembangan yang pesat di tangan cicit beliau hingga saat ini.
Cikal bakal berdirinya pondok pesantren ini, tidak lepas dari peran dan kiprah K.H Nur Fadhil. Beliau adalah seorang petani yang juga mengabdikan diri sebagai penerus perjuangan para Nabi dan Wali Allah dalam menyebarkan ilmu agama, sebagaimana para leluhur beliau. Didukung oleh seorang istri sholehah bernama Muzayyanah, beliau memulai perjuangan di sebuah musholla sederhana yang berada di daerah Keputih.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat semakin tahu akan kealiman dan ketawadhuan beliau, maka semakin banyaklah murid yang menimba ilmu di musholla yang sekarang bernama musholla Nur Fadhil tersebut. Melihat tekad dan semangat murid-murid beliau, maka terbersitlah keinginan untuk memberikan pengajaran (ta’lim) dan pendidikan (tarbiyah) yang lebih maksimal, dengan cara mendirikan lembaga dengan sistem pengajaran yang lebih dari sekedar sistem sorogan, yang mampu menaungi murid-murid beliau sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang berbeda-beda. Maka, terbentuklah YAPITA pada tahun 1950-an yang hingga kini masih dan akan terus berdiri tegak.
Memuat Komentar ...