Doa dan Usaha: Kunci Kecerdasan dalam Tradisi Ulama

Laduni.id, Jakarta - Setiap manusia diciptakan dengan kapasitas kecerdasan yang berbeda-beda. Ada di antara kita yang dianugerahi daya tangkap yang cepat, mudah memahami pelajaran hanya dengan sekali dengar. Namun, ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami hal yang sama. Perbedaan ini adalah sunatullah yang sudah menjadi ketetapan-Nya.
Meski demikian, kecerdasan bukanlah sesuatu yang mutlak dan tidak bisa diubah. Ia dapat diasah dan ditingkatkan melalui belajar yang tekun dan konsisten. Namun, dalam kenyataannya, tidak sedikit orang yang merasa putus asa ketika mendapati dirinya sulit memahami pelajaran meskipun sudah berusaha keras. Mereka mulai merasa bahwa kecerdasan adalah takdir yang tidak bisa diraih oleh semua orang.
Padahal, di balik ikhtiar lahir seperti belajar di sekolah atau mengikuti berbagai pelatihan, ada ikhtiar batin yang seringkali dilupakan: berdoa dan memohon kepada Allah agar dianugerahi kecerdasan. Karena sejatinya, ilmu dan pemahaman adalah anugerah dari Allah yang diturunkan kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki.
Amalan Kecerdasan dari Sayyidil Habib Ali Al-Habsyi
Dalam tradisi para ulama, salah satu amalan untuk memohon kecerdasan diajarkan oleh Sayyidil Wujud Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, pengarang Maulid Simthudduror. Beliau mengajarkan sebuah wirid yang dilakukan setelah sholat fardhu, dengan meletakkan tangan kanan di atas kepala sambil membaca Surat Al-A’la (
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...