Selalu Menang Perang dengan Tabarruk Rambut Nabi

 
Selalu Menang Perang dengan Tabarruk Rambut Nabi

Ngaji setiap Rabu Bakda Maghrib di Masjid Sa'adah Keputih kali ini sampai pada Bab Tawassul, dari kitab Mafahim karya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki.

Beliau bukan cuma handal dalam menyampaikan dalil Sahih para Sahabat yang bertabarruk dengan peninggalan Nabi shalallahu alaihi wasallam, seperti rambut Nabi, jubah Nabi, tongkat Nabi dan lainnya. Ternyata beliau juga mahir beristidlal. Yaitu: "Rambut, jubah dan tongkat hanyalah benda yang dimiliki oleh seseorang. Jika dengan peninggalannya boleh dijadikan tabarruk, mengapa dengan pemiliknya tidak boleh?". Subhanallah....

Diantara Sahabat yang bertabarruk dengan rambut Nabi adalah Khalid bin Walid.

ﻭﻋﻦ ﺟﻌﻔﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ اﻟﺤﻜﻢ: «ﺃﻥ ﺧﺎﻟﺪ ﺑﻦ اﻟﻮﻟﻴﺪ ﻓﻘﺪ ﻗﻠﻨﺴﻮﺓ ﻟﻪ ﻳﻮﻡ اﻟﻴﺮﻣﻮﻙ، ﻓﻘﺎﻝ: اﻃﻠﺒﻮﻫﺎ، ﻓﻠﻢ ﻳﺠﺪﻭﻫﺎ، ﻓﻘﺎﻝ: اﻃﻠﺒﻮﻫﺎ، ﻓﻮﺟﺪﻭﻫﺎ ﻓﺈﺫا ﻫﻲ ﻗﻠﻨﺴﻮﺓ ﺧﻠﻘﺔ، ﻓﻘﺎﻝ ﺧﺎﻟﺪ: اﻋﺘﻤﺮ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓﺤﻠﻖ ﺭﺃﺳﻪ، ﻓﺎﺑﺘﺪﺭ اﻟﻨﺎﺱ ﺟﻮاﻧﺐ ﺷﻌﺮﻩ ﻓﺴﺒﻘﺘﻬﻢ ﺇﻟﻰ ﻧﺎﺻﻴﺘﻪ، ﻓﺠﻌﻠﺘﻬﺎ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ اﻝﻗﻠﻨﺴﻮﺓ، ﻓﻠﻢ ﺃﺷﻬﺪ ﻗﺘﺎﻻ ﻭﻫﻲ ﻣﻌﻲ ﺇﻻ ﺭﺯﻗﺖ اﻟﻨﺼﺮﺓ»

Dari Jakfar bin Abdullah bin Hakam bahwa Khalid bin Walid kehilangan songkok saat perang Yarmuk. Ia memerintahkan untuk mencarinya, namun tidak ketemu. Akhirnya ditemukan, ternyata songkok yang sudah rusak.
Kholid berkata: "Nabi shalallahu alaihi wasallam pernah umrah lalu mencukur rambutnya. Para Sahabat berebut dari arah samping rambut Nabi. Aku mendahului mereka di ubun-ubun Nabi. Aku letakkan rambut Nabi di songkok ini. Tidak aku saksikan peperangan dengan membawa songkok ini kecuali aku mendapat rezeki pertolongan / kemenangan"

ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ، ﻭﺃﺑﻮ ﻳﻌﻠﻰ ﺑﻨﺤﻮﻩ، ﻭﺭﺟﺎﻟﻬﻤﺎ ﺭﺟﺎﻝ اﻟﺼﺤﻴﺢ، ﻭﺟﻌﻔﺮ ﺳﻤﻊ ﻣﻦ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻓﻼ ﺃﺩﺭﻱ ﺳﻤﻊ ﻣﻦ ﺧﺎﻟﺪ ﺃﻡ ﻻ.

Hadis riwayat Thabrani dan Abu Ya'la. Perawi keduanya adalah perawi Sahih. Jakfar mendengar dari sekelompok Sahabat. Saya tidak tahu apakah Jakfar mendengar dari Khalid atau tidak (Majma' Az-Zawaid)

Sekujur tubuh Khalid bin Walid dipenuhi dengan tusukan, namun beliau tetap selalu diberi kemenangan oleh Allah:

ﻭﻟﻤﺎ ﺣﻀﺮﺕ ﺧﺎﻟﺪ ﺑﻦ اﻟﻮﻟﻴﺪ اﻟﻮﻓﺎﺓ ﻗﺎﻝ: ﻟﻘﺪ ﺷﻬﺪﺕ ﻣﺎﺋﺔ ﺯﺣﻒ ﺃﻭ ﺯﻫﺎءﻫﺎ، ﻭﻣﺎ ﻓﻲ ﺑﺪﻧﻲ ﻣﻮﺿﻊ ﺷﺒﺮ ﺇﻻ ﻭﻓﻴﻪ ﺿﺮﺑﺔ ﺃﻭ ﻃﻌﻨﺔ ﺃﻭ ﺭﻣﻴﺔ، ﻭﻫﺎ ﺃﻧﺎ ﺃﻣﻮﺕ ﻋﻠﻰ ﻓﺮاﺷﻲ ﻛﻤﺎ ﻳﻤﻮﺕ اﻟﻌﻴﺮ، ﻓﻼ ﻧﺎﻣﺖ ﺃﻋﻴﻦ اﻟﺠﺒﻨﺎء، ﻭﻣﺎ ﻣﻦ ﻋﻤﻞ ﺃﺭﺟﻰ ﻣﻦ (ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ) ﻭﺃﻧﺎ ﻣﺘﺘﺮﺱ ﺑﻬﺎ.

Ketika kematian mendatangi Khalid bin Walid, ia berkata: "Sungguh aku telah menyaksikan lebih 100 peperangan. Tidak tersisa sejengkal pun di tubuhku kecuali ada bekas pukulan, tusukan atau lemparan panah. Kini aku akan mati di atas tempat tidur sebagaimana unta akan mati. Tidak terpejam mata-mata penakut. Tidak ada amal yang lebih aku harapkan dari pada Laa ilaaha Illa Allah. Aku melindungi diri dengan kalimat Tauhid (Syekh Ibnu Al-Atsir, Usd Al-Ghabah 1/588)

Ustadz Ma'ruf Khozin
Aswaja NU Center Jawa Timur