Sholat Isya, Kisah Muhammad Zohri Tinggalkan Wartawan 

 
Sholat Isya, Kisah Muhammad Zohri Tinggalkan Wartawan 

LADUDUNI.ID,Palembang - Sprinter muda andalan Indonesia, Lalu Muhamad Zohri berhasil  lolos ke final lari 100 meter putra Asian Games 2018. Peraih medali emas 100 meter pada Kejuaraan Dunia Atletik IAAF U-20 2018 itu mencatatkan waktu 10,24 detik pada babak semifinal di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (26/8). 

Atas keberhasilannya tersebut, Sejumlah wartawan hendak mewancarainya. Namun setelah menanti hampir sejam lamanya, para awak media merasa kecewa. Sosok Muhammad Zohri tidak muncul juga. Sesi wawancara terhadapnya pun urung dilakukan. Rasa kecewa diungkapkan kerumunan para awak media.

Kemudian para wartawan menghubungi pelatih Zohri, Eni Nuraini untuk mencari tahu dimana Lalu Muhammad Zohri. Menurut Pelatih Zohri buru-buru meninggalkan venue karena harus menunaikan ibadah Shalat Isya. Masih kata Eni, Zohri baru mau diwawancarai awak media lain waktu.

“Besok-besok saja saat final,” pungkas Eni Nuraini.

Pada pertandingan Semifinal, Muhammad Zohri menorehkan waktu 10,27 detik dengan finis terdepan pada heat ketiga. Sayang, catatan waktu itu tidak secepat hasil kualifikasi pelari Cina Taipei, Yang Chunhan yang menempuh 10,13 detik. Chunhan pun menempati posisi pertama, disusul Mohamed Abdullah Abkar dari Arab Saudi dengan catatan waktu 10,15 detik. Secara keseluruhan, Zohri hanya menempati posisi kedelapan kualifikasi lari 100 meter putra.

Pada cabang lomba lari 100 meter putra di Asian Games 2018 ini Lalu Muhammad Zohri tak dibebani target. Akan tetapu, Zohri ditarget meraih medali untuk nomor lari 4×100 meter putra

“Kami tidak memintanya bersaing dengan pelari lainnya jadi biar enjoy saja. Jangan dipaksa,” kata Eni