Konsultasi Psikologi: Bagaimana Solusi Menjadikan Anak Hidup Rukun di Dalam Keluarga?

 
Konsultasi Psikologi: Bagaimana Solusi Menjadikan Anak Hidup Rukun di Dalam Keluarga?

Assalamu'alaikum...

Mohon maaf, pak.. Saya Ayah dari tiga anak. Anak saya yang besar, kelas 6 SD,laki-laki. Kedua, perempuan, kelas 4 SD dan yang bungsu, laki-laki, 10 bulan. Masalahnya ada di dua anak saya yang pertama dan kedua. Hampir tiap hari selalu ribut. Masalah kecil aja bisa bikin ribut. Misalnya rebutan remot, suruh-suruhan kalau mau mandi, dan sebagainya. Gimana ya, Pak mengatasinnya? Saya pusing nih, Pak... Terima kasih, Pak.

Wassalamu’alaikum..
F di Bogor

Jawaban:
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Terima kasih telah bersedia berbagi, Pak.. Apa yang Bapak lakukan bisa jadi contoh bagi orang tua yang lain dalam hal kepedulian terhadap pengasuhan anak. Selama ini ada stigma bahwa pengasuhan anak hanya tanggung jawab seorang ibu. Tapi kali ini, Bapak menunjukkan bahwa pengasuhan anak memang mestinya menjadi tanggung jawab seorang ayah dan ibu.  Terima kasih untuk hal ini, Pak.

Berkaitan dengan masalah yang dihadapi kedua anak Bapak, ada beberapa tips yang mungkin bisa dicoba, Pak. Pertama, Bapak bisa coba seperti yang dilakukan umum yaitu tegur dengan baik-baik keduanya.  Berikan pemahaman kalau anak-anak Bapak adalah dua saudara yang harus menyayangi. Kalau masih belum berhasil dan tidak merubah keadaan, bisa dicoba dengan cara berikut yang kedua.  

Kedua, tegur dengan lebih tegas dan berikan konsekuensi negatif kepada keduanya. Misalnya kurangi jam menonton TV dalam periode tertentu, sesuai dengan situasi dan kondisi di rumah Bapak atau bentuk konsekuensi yang lain.  Bagaimana kalau masih belum berhasil? Bisa dicoba dengan cara ketiga.

Ketiga,  tegur dengan tegas, minta mereka berjanji untuk tidak melakukan lagi dan tanyakan kepada masing-masing tentang konsekuensi apa yang harus mereka terima seandainya mereka melakukan.  Kalau mereka diam, beri waktu mereka untuk berdiskusi dan biarkan mereka menentukan konsekuensinya.  Ini bermaksud agar mereka sedikit dipaksa untuk berkomunikasi dan mengambil keputusan bersama.  Setelah selesai, panggil keduanya dan minta salah satu dari mereka untuk menyampaikan hasil diskusi singkatnya.  Biasanya mereka akan saling tunjuk. Biarkan mereka yang memutuskan siapa yang akan bicara, jangan kita yang menunjuk. 

Setelah salah satu menyampaikan, minta mereka berdua untuk menuliskan di atas kertas, yang isinya meliputi antara lain janji mereka untuk tidak mengulangi lagi dan bersedia menerima konsekuensi yang sudah mereka sepakati sebelumnya, selain itu minta mereka untuk menuliskan bahwa mereka harus saling menyayangi sebagai saudara.  Terakhir ditutup dengan tanda tangan mereka masing-masing. Simpan surat pernyataan itu untuk antisipasi di masa datang seandainya mereka mengulangi lagi.

Demikian sekiranya yang bisa saya sampaikan, Pak. Semoga membantu. Terima kasih..

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam hormat

DR. Muhammad Fakhrurrozi