Indahnya Memeluk dan Merangkul Merajut Ukhuwah Serta Meneladani Rasulullah

 
Indahnya Memeluk dan Merangkul Merajut Ukhuwah Serta Meneladani Rasulullah
Sumber Gambar: Foto: Ricardo/JPNN ,Ilustrasi: Laduni.id

Laduni.ID, Jakarta - Islam merupakan agama dakwah yang mengajarkan umatnya untuk membina hubungan yang harmonis antara sesama manusia serta dengan Allah, dengan penuh kasih sayang. Sebagai khalifah di muka bumi, kita sering kali dihadapkan pada berbagai fenomena kehidupan yang terkadang membuat kita terpisah satu sama lain dengan berbagai alasan dan tujuan.

Salah satu contohnya adalah ketika seseorang berada dalam perjalanan jauh dan tidak dapat berkomunikasi langsung dengan orang yang dicintainya. Meskipun saat ini terdapat berbagai teknologi seperti telepon, media sosial, dan lainnya, kerinduan antara dua insan yang terpisah seringkali tetap menyala dan tidak terukur. Ketika akhirnya mereka bertemu kembali, rasa kerinduan yang terpendam selama ini seringkali diungkapkan melalui pelukan hangat dan ciuman sebagai ekspresi dari rasa rindu yang mendalam.

Pelukan dan ciuman antara sesama manusia juga seringkali dilakukan sebagai tanda kebahagiaan setelah mendapatkan berkah atau rezeki. Hal ini sejalan dengan ajaran agama Islam yang tidak melarang tindakan tersebut, sebagaimana terdapat dalam hadis yang menyebutkan Nabi Muhammad SAW mencium Zaid bin Haritsah setelah memeluknya ketika tiba di Madinah. (HR. Imam Turmuzi)

Bahkan, Nabi SAW juga mencium dan memeluk sahabat-sahabatnya seperti Abu Bakar Ash-Siddiq dan yang lainnya, meskipun posisi beliau sangat mulia di mata umat Islam. (Hadis ini disebutkan oleh Ibnu A’bid Al-Anshari didalam kitabnya “Al-Majmu”.).

Tindakan mencium dan memeluk sesama manusia yang diperlihatkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya merupakan contoh yang sangat menginspirasi. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan tersebut dapat menjadi sarana efektif dalam membangun komunikasi nonverbal yang penuh kasih sayang dalam rangka menyebarkan dakwah Islam.

Dalam beberapa riwayat hadis, terdapat kisah Nabi Muhammad SAW yang mencium saudaranya di antara kedua mata mereka, serta mencium sahabatnya seperti Abu Bakar dan Ja'far bin Abi Thalib. Tindakan ini tidak hanya menunjukkan kasih sayang dan penghormatan, tetapi juga memperkuat ukhuwah di antara sesama umat Islam. (HR. Abu Daud dan Baihaqi, Syua’ib Al-Imam: 6:477).

Dengan cara merangkul, memeluk, dan mencium sesama yang diperbolehkan dalam syariat Islam, kita dapat menciptakan efek positif dalam hubungan antar manusia. Tindakan tersebut tidak hanya dapat mempererat ikatan persaudaraan, tetapi juga dapat mengurangi jurang disintegrasi yang seringkali mengancam keutuhan bangsa dan negara.

Allah SWT berfirman dalam Surat Ali Imron 3:103;
 

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ (١٠٣)

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nimat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nimat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Dan di dalam Surat An-Nahl 16:90 Allah SWT berfirman;

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ (٩٠)

 “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”


Dengan demikian, dari sini semakin jelas akan kewajiban kita untuk memelihara ukhuwah islamiyah. Dengan mengikuti teladan kita semua Rasulullah SAW, kita dapat menjalani kehidupan yang penuh kasih sayang dan menghapuskan sifat-sifat negatif seperti dengki dan iri yang dapat merusak hubungan antarmanusia.[]

 


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 30 Agustus 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Helmi Abu Bakar El-Langkawi
Editor: Lisantono