Belajar Agama Kasih Sayang dari Tradisi Muslim Turki

 
Belajar Agama Kasih Sayang dari Tradisi Muslim Turki

LADUNI.ID, Jakarta - Foto ini adalah tentang kebiasaan kaum muslimin Turki di mana ketika tiba puncak musim dingin, mereka akan mendaki bukit-bukit salju lalu menaburkan gandum dan biji-bijian di atasnya.

Kebiasaan ini berasal dari tradisi umat Islam tempo dulu, yang masih terjaga hingga hari ini. Tujuannya adalah untuk memberi makan hewan khususnya burung-burung agar tidak mati kelaparan, yang mana memang di musim dingin makanan akan sulit mereka dapatkan.

Kebiasaan ini bermula saat masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, di mana beliau memerintahkan: "Taburkanlah gandum di atas bukit dan pegunungan agar tidak ada yang mengatakan burung-burung kelaparan di negeri kaum muslimin."

Apa yang disampaikan Khalifah Umar itu sekaligus menjadi tamparan kepada kita, warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di mana masih banyak warga yang harus menahan lapar dan mencari reziki seadanya.

Bila kita menelusuri jalanan Ibukota Jakarta, tidak sedikit terlihat ada banyak warga yang mencari reziki dengan cara meminta-minta, bahkan di beberapa daerah banyak peminta-minta yang menggunakan cara paksa.

Pernah suatu kali, saat ngopi di salah satu warung di pinggir jalan, dua orang mendatangi kami dan ngamen dengan peralatan seadanya. Bernyanyi sambil tepuk tangan. Ketika salah seorang dari kami memberikan isyarat tangan tanda menolak, dua orang maksa sambil berkata, “Ayo lah bang, kasih kami uang, daripada kami jual narkoba!”

Mendengar kata “jual narkoba” itu, salah seorang dari kami langsung merogoh selembar kertas uang 20 ribu rupiah dari dompetnya, langsung memberikannya kepada  dua orang itu, sembari berkata: “Makasih bang, makasih bang.”

Ya, itu gambaran kecil tentang keadaan bangsa. Belum lagi bila kita berkeliling di jalan-jalan Jakarta saat dini hari, masih banyak warga yang mengais rezeki dengan mendorong gerobak sampah bersama istri dan anakya. Saat dini hari!

Ini terjadi di negara Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Bila benar-benar ingin menghayati apa yang disampaikan Khalifah Umar itu, tentu akan sakit hati kita: seharunya Islam menjadi jalan kasih sayang dan yang berwenang supaya lebih peduli akan ketragisan nasib warganya.

Bagaimana bisa memperhatikan burung kelaparan di negeri kaum muslim sebagaimana Khalifah Umar katakan, warga manusianya saja masih banyak yang kelaparan? Bila tidak ada kepedulian dan kasih sayang antarsesama, niscaya gemah ripah loh jinawi di negeri mayoritas muslim hanya akan jadi mimpi.

Kita perlu mencontoh kebiasaan orang Turki membangun agama bernuansa kasih sayang. Kasih sayang dalam mencipta keharmonisan, kedamaian dan kesejahteraan bersama. Ya, kesejahteraan bersama. Bukan kesejahteraan golongan, kelompok, apalagi kesejahteraan individu. Wallahu a’lam.(*)

***

Editor: Muhammad Mihrob