Vihara dan Masjid Baitul Manan Serta Rumoh Busoe Negeri Idi #2

 
Vihara dan Masjid Baitul Manan Serta Rumoh Busoe Negeri Idi #2

LADUNI.ID I SEJARAH-   Salah satu daerah wilayah Aceh Timur yang patut kita gali kembali disaat generasi zaman now seperti melupakan sejarah endatunya.

Mengutip beberapa sumber bahkan tidak banyak literatur tentang Negeri Idi yang kini menjadi pusat ibu kota Kabupaten Aceh Timur. Tulisan H M Zainuddin dalam Tarich Aceh dan Nusantara sedikit memberi jawaban.

Setidaknya dengan membuka cakrawala dunia literasi hasil kajian yang dihimpun oleh salah seorang peneliti sejarah Iskandar Norman, beliau mengatakan berdasarkan kajian H M Zainuddin, riwayat negeri Idi di zaman purbakala sangat gelap.

Setelah dibuka bandar Pulau Pinang oleh Raffles dalam abad XIX, kira-kira sejak tahun 1805, Idi jadi ramai karena kedudukan Kuala Idi di selat Melaka setentang dengan teluk Pulau Pinang dan Seberang Perai, maka kemajuan hubungan lalu lintas laut terjadi. Keramaian semakin bertambah setelah Terusan Suez (Suez Kanal) dalam tahun 1869.

Pada tahun tersebut  bandar Pulau Pinang jang telah mendjadi pusat Pasar dagang antara bandar-bandar kecil di Tanah Atjeh (Sumatera). Hasil-hasil lada diekspor dari pelabuhan-pelabuhan sepanjang pesisir Aceh ke Pulau Pinang dan Singapura dengan kapal-kapal dari perkongsian Inggris dan Belanda.

Dalam perkembangan pelayaran inilah negeri Idi dan sekitarnya yang dahulu tidak begitu dikenal kemudian menjadi daerah singgahan kapal-kapal untuk mengangkut lada, sehingga pelabuhan Kuala Idi menjadi maju.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN