Muhammad Al-Idrisi, Ilmuwan Muslim Bidang Geografi Terkemuka di Abad Pertengahan

 
Muhammad Al-Idrisi, Ilmuwan Muslim Bidang Geografi Terkemuka di Abad Pertengahan
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Muhammad ibn Abdullah ibn Idris Asy-Syarif, atau lebih akrab dipanggil Al-Idrisi, lahir pada tahun 1100 M/493 H di Kota Ceuta, Spanyol dan meninggal dunia dalam usia kurang lebih 65 tahun, pada tahun 1165 di Spanyol.

Al-Idrisi masyhur di kalangan Muslim maupun orang barat sebagai seorang ahli geografi yang menciptakan peta dalam versi baru. Beliau juga dikenal mahir mengukur garis bujur dan garis lintang dengan hanya menggunakan papan gambar semacam peta dunia yang disebut Lauhul Tarsim. Karena itulah, beliau dianggap ahli geografi paling populer abad pertengahan. Selama tiga abad, nama beliau sangat terkenal di kalangan Muslim maupun masyarakat di Eropa.

Al-Idrisi menempuh pendidikannya di Kota Kordoba, sebuah kota yang pernah menjadi pusat pemerintahan di masa Daulah Umayyah di Spanyol. Seperti ahli geografi umumnya, beliau sering bepergian ke beberapa wilayah seperti Asia dan Afrika untuk mengumpulkan data-data geografis. Pada saat itu sebenarnya sudah ada para ahli geografi Muslim yang telah mampu menentukan ukuran permukaan bumi secara akurat. Namun, ketika mereka membuat peta dunia tidak ada yang se-perfect karya Al-Idrisi.

Beliau mengkombinasikan semua data dan hasil penelitiannya selama bertahun-tahun itu untuk membuat sebuah karya yang menyajikan data paling lengkap dari setiap wilayah di dunia. Tidak heran, karya tersebut membuat Al-Idrisi masyhur di dunia. Sehingga, beberapa ahli navigasi dan pihak militer mengajaknya guna bekerja sama dengan mereka.

Kemasyhuran dan keahlian beliau di bidang geografi akhirnya diketahui Raja Roger II dari Sicilia. Raja Sicilia itu mengajukan sebuah penawaran kepada Al-Idrisi untuk membuat sebuah peta dunia yang baru dan unik. Raja Roger II bersedia memberikan dana dan memfasilitasinya sesuai kebutuhan. Setelah dipikirkan cukup lama, akhirnya Al-Idrisi menyanggupi penawaran itu dengan satu syarat, bahwa beliau ingin memasukkan data wilayah Sicilia, yang sebelum dikuasai Raja Roger adalah kekuasaan kaum Muslim.

Selang beberapa waktu, Al-Idrisi berhasil membuat peta pesanan Raja Sicilia itu dalam bentuk bola dunia (Globe). Globe ini terbuat dari perak seberat 400 ons dan dilengkapi detail geografis yang sangat cermat. Pada petanya, Al-Idrisi memberikan tanda tertentu untuk membedakan jenis struktur tanah. Selain itu, untuk memudahkan siapapun memahami petanya, dimasukkan informasi tentang jarak, panjang, dan ketinggian secara tepat.

Sebagai bentuk penghormatannya kepada Raja Roger II, beliau melengkapi globenya dengan sebuah buku berjudul Kitab Al-Rujari (Roger`s Book). Buku tersebut berisi panduan membaca globe yang paling teliti dan cermat di sepanjang abad pertengahan. Sebagai tambahan, beliau menyisipkan sejumlah informasi tentang pulau-pulau yang letaknya sangat jauh dan terpencil, seperti Ice land, pada buku penelitiannya. Selain tentang pulau, ada juga informasi tentang Samudra Atlantik yang disebutnya sebagai laut paling gelap. Beliau berpendapat bahwa penduduk asli yang tinggal di pulau besar dekat samudra tersebut adalah penduduk Inggris.

Setelah Al-Idrisi berhasil membuat Globe dari pesanan Raja Roger II dari Sicilia, bangsa-bangsa dari Eropa mulai melakukan penjelajahan ke berbagai wilayah di seluruh dunia. Dengan karyanya itu, beliau telah berhasil mengukir prestasi luar biasa dan menjadi pedoman utama dalam pembuatan peta selanjutnya.

Selain menciptakan Globe, Al-Idrisi juga menulis buku yang memiliki keterkaitan dengan bidang geografi. Seperti Buku Nuzhat Al-Mushtaq fi Ikhtiraq Al-Afat, sebuah buku ensiklopedi karya Al-Idrisi yang berisi gambaran peta dunia secara detail dan dilengkapi informasi tentang beberapa negara yang ada di Eropa. Ringkasan buku tersebut yang sebelumnya menggunakan bahasa Arab telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan diterbitkan di Roma, Italia dengan judul “Geographia Nubiensis”.

A-Idrisi juga menyusun sebuah komplikasi ensiklopedi yang lebih lengkap berjudul Rawd Unnas wa Nuzhat Al-Nafs. Semasa hidupnya beliau juga berhasil menghasilkan Buku yang berjudul Shifatul Arab dan Kharithanul ‘Alamil Ma‘mur Minal Ard. Buku-buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam berbagai versi bahasa antara lain bahasa Spanyol, Jerman, Perancis, dan Italia.[]

Data diolah dan dikembangkan dari penelitian Joko Rabsodi, Al-Idrisi Pencipta Globe atau Bola Dunia, Jurnal Cuplikan Tarih MPA 279, 2009 (Jatim.kemenag.go.id)


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 05 September 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
__________________
Editor: Muhammad Fahrul Rozi