Pesawat Tanpa Awak ITS Ikuti Kontes Pesawat  Dunia di Turki 

 
Pesawat Tanpa Awak ITS Ikuti Kontes Pesawat  Dunia di Turki 

LADUNI.ID,SURABAYA - Pesawat terbang tanpa awak ciptaan Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akan mengikuti kontes pesawat nirawak tingkat dunia, TÜBİTAK International Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Competition di Turki September mendatang.

Rektor ITS Prof Joni Hermana melepas langsung Lima anggota tim Bayucaraka ITS yang akan berlaga di ajang UAV International Turkey Competition pada Jumat (14/9) lalu. Kelima anggota tim tersebut adalah Meilinda Anandhita sebagai manajer proyek, Audie Rahamani sebagai pimpinan tim, Muhammad Ichlasul Salik sebagai pilot, Muhammad Farih sebagai programmer, dan Almizan Aryanto sebagai teknisi elektronik.

Rektor ITS dalam sambutannya percaya  dengan kemampuan Bayucaraka meski baru kali pertama mengikuti UAV International Turkey Competition. Selain itu dia berpesan kepada semua anggota tim agar selalu optimis ketika berlaga pada ajang tersebut. Para Anggota Tim harus berani dan siap menerima segala resiko. 

“Karena sudah berani melaju ke kompetisi internasional, semua resiko harus bisa dihadapi. Yang terpenting harus punya target maksimal,” pesan Joni.

Lebih lanjut Guru Besar Departemen Teknik Lingkungan tersebut juga berpesan agar Bayucaraka tidak lengah dan dapat melihat potensi pesaing yang ada. Menurutnya pengalaman tersebut harus dijadikan ajang untuk mencari pengalaman. 

“Semua yang dilakukan Bayucaraka hingga sekarang pasti dapat dijadikan sebagai ajang berproses, selalu ada yang dapat dipelajari dari apa yang diperjuangkan,” pungkas Joni sembari melepas tim. 

Di bawah bimbingan Ronny Mardiyanto ST MT PhD, Bayucaraka telah menyiapkan pesawat yang bisa melakukan misi dan menyusun strategi. Untuk persiapan non teknis, segala urusan administrasi dan kebutuhan saat perjalanan telah disiapkan. “Saat ini pesawat sudah dalam keadaan siap packing,” ujar Meilinda ketika dihubungi ITS Online.

Terdapat dua kategori lomba pada kontes TÜBİTAK tahun ini, yaitu Fixed Winged UAV Systems dan Rotary Winged UAV Systems. “Bayucaraka sendiri mengikuti Fixed Winged UAV Systems dengan membawa dua pesawat, satu pesawat untuk cadangan,” tutur mahasiswi angkatan 2016 tersebut.

Pada perlombaan ini, bentuk penilaiannya dibagi menjadi empat yaitu laporan dan tiga misi. Untuk saat ini, Bayucaraka menduduki ranking ke 14 dari 80 peserta untuk nilai laporan mereka. “Target dari posisi sekarang, kami ingin mencapai tiga besar,” tandasnya antusias.