Filosofi Iqra'

 
Filosofi Iqra'

Oleh: Sholihin HZ

Perintah membaca menjadi instruksi pertama dalam Islam. Dalam sejarah pewahyuan pertama kalinya, kata ini (Iqra) sebanyak tiga kali diucapkan oleh Malaikat Jibril saat menyampaikannya kepada Nabi Muhammad SAW, dan dua kali dapat ditemukan dalam QS. al-Alaq.

Ternyata, makna yang terkandung dalam kata Bacalah ini sebagai pintu untuk membuka dan mendapatkan berbagai ilmu. Dengan membaca kita dapat menyingkap ilmu yang selama ini tersembunyi, dengan membaca akan membentuk pola dan mendesign cara berpikir kita, dengan membaca apa yang bagi kita jauh bisa menjadi terasa dekat, dengan membaca manusia akan terpolarisasi dari insan yang tidak tahu menjadi tahu. Dan membaca adalah pintu untuk mendapatkan ilmu. Apakah sama orang yang berilmu dan tidak berilmu? Tidak sama pasti jawabannya.

Membaca yang bagaimana yang dikehendaki dalam Islam? Di awal QS. al-Alaq disebutkan secara implisit bahwa dalam membaca tidak boleh semau gue dan teserah saye. Membaca yang diinginkan adalah pertama, membaca dengan menyertakan nama Tuhan. Artinya membaca harus didasari oleh semangat ke-Ilahi-an yang pengasih, penyayang, penyantun  dan menyandarkan segala apa yang dibaca kepada-Nya. Kedua, perintah membaca dikaitkan dengan sifat Allah SWT yang Maha Pemurah. Dalam tafsir Jalalayn disebutkan ini mengandung makna tidak ada satu makhlukpun yang mampu menandingi kemurahan-Nya. Salah satu kemurahannya adalah mengajarkan berbagai ilmu kepada manusia, dan lagi-lagi pintu untuk membuka ilmu adalah dengan membaca. Membaca yang tersurat maupun tersirat. Membaca ayat-ayat yang termaktub dalam al-Quranul Karim maupun ayat-ayat Allah SWT yang tersebar di alam semesta ini.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

 

 

Tags