Sebuah Desa di India Melarang Menggunakan Nama Islam, Ini Penyebabnya

 
Sebuah Desa di India Melarang Menggunakan Nama Islam, Ini Penyebabnya

LADUNI.ID, Jakarta - Sebuah desa di India yakni Desa Titoli Haryana telah melarang penduduk Muslimnya untuk memberi anak-anaknya nama Islam, memelihara jenggot, dan menjalankan aktivitas keagamaan lainnya. Karena sudah menjadi budaya.

Dewan Tetua (Panchayat) di desa Titoli Haryana India, membuat keputusan tersebut setelah kematian seekor anak sapi betina. Diduga anak sapi tersebut mati ditangan seorang anak laki-laki Muslim. 

Di desa tersebut, mayoritas penduduknya adalah umat Hindu. Umat Islam menjadi minoritas. Jumlahnya sekitar 800 orang. Usai kejadian tersebut, Panchayat juga melarang umat Islam untuk shalat di luar rumah mereka.

Sebetulnya kejadian tewasnya anak sapi betina tersebut terjadi pada Agustus lalu. Setelah kejadian itu, massa menyerang rumah-rumah Muslim di desa Titoli. Mereka menuduh Muslim yang membunuh anak sapi tersebut. Dua orang ditangkap dengan tuduhan melanggar UU Larangan Penyembelihan Sapi. Namun demikian, tidak jelas bagaimana dan mengapa anak sapi tersebut bisa terbunuh.

Anggota parlemen di negara bagian India Utara mengatakan, mereka akan melakukan penyelidikan masalah terbunuhnya anak sapi tersebut.

Pemimpin Muslim setempat, Rajbir, mengatakan, komunitas Muslim setempat menerima keputusan dewan tetua tersebut. Menurut Rajbir, ini adalah untuk menjaga keharmonisan dan menunjukkan bahwa mereka bukan lah Muslim yang keras.

“Kami tetap menggunakan nama-nama Hindu sejak Pemisahan dan tidak memakai topi tengkorak atau memelihara jenggot. Sejak tidak ada masjid di desa, kami melakukan perjalanan sekitar 8-10 kilometer ke kota Rohtak untuk menunaikan shalat Jumat,” kata Rajbir, dikutip laman The Telegraph, Kamis (20/9/2018).

Namun demikian, Dewan Tetua desa Titoli tidak membuat aturan tentang praktik Muslim lainnya seperti sedekah atau zakat dan puasa selama Ramadlan.

Ketua Asosiasi Warga Suresh Nambardar mengklaim, umat Hindu dan Muslim telah hidup harmonis di desa selama beberapa generasi. Ia menyalahkan pemukim baru dari Uttar Pradesh karena mengganggu perdamaian di desa tersebut. Biar tidak kesalapahaman perlu adanya bukti kebenaran.