Pandangan Habib Salim Bin Abdullah Assyatiry perihal Kriteria Istri-Istri Akhir Zaman

 
Pandangan Habib Salim Bin Abdullah Assyatiry perihal Kriteria Istri-Istri Akhir Zaman
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam era modern ini, peran serta istri dalam keluarga dan masyarakat telah mengalami perubahan yang signifikan. Di zaman dahulu, peran tradisional istri sering kali terbatas pada tugas-tugas rumah tangga dan merawat anak-anak. Namun, di akhir zaman ini, paradigma tersebut telah bergeser secara dramatis. Istri saat ini tidak hanya menjadi ibu rumah tangga yang bertanggung jawab atas urusan domestik, tetapi juga sering kali berperan sebagai mitra setara dalam mendukung kehidupan keluarga dan karier suami.

Perkembangan ini sebagian besar dipengaruhi oleh perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di masyarakat. Wanita kini lebih banyak memiliki akses terhadap pendidikan dan kesempatan untuk bekerja di luar rumah. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan karier profesional mereka sendiri, yang pada gilirannya memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan keluarga dan kemandirian finansial.

Namun demikian, perubahan ini juga membawa tantangan tersendiri bagi istri modern. Mereka sering kali harus menjaga keseimbangan antara tuntutan karier dan tanggung jawab rumah tangga. Tekanan untuk menjadi "superwoman" yang mampu menjalankan berbagai peran dengan sempurna dapat menjadi beban yang berat. Selain itu, ekspektasi masyarakat terhadap peran istri pun semakin kompleks, dengan harapan untuk tetap menjaga keharmonisan dalam hubungan keluarga serta tetap berkontribusi dalam perkembangan anak-anak.

Di tengah semua ini, penting bagi masyarakat untuk mengakui dan menghargai kontribusi istri dalam keluarga dan masyarakat. Mereka adalah tulang punggung yang sering kali bekerja keras di balik layar untuk mendukung kesuksesan suami dan kesejahteraan keluarga. Dukungan yang tepat dari suami, pemerintah, dan masyarakat secara keseluruhan dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung bagi perempuan untuk mengejar aspirasi mereka, baik dalam karier maupun dalam peran rumah tangga.

Dalam konteks ini, penting bagi istri untuk memiliki kesempatan yang sama dengan suami dalam mengakses pendidikan, pekerjaan, dan kesempatan pengembangan diri lainnya. Hanya dengan memberikan dukungan yang setara dan kesempatan yang adil, masyarakat dapat memastikan bahwa istri dapat mencapai potensi penuh mereka dan memberikan kontribusi maksimal bagi keluarga dan masyarakat secara luas.

Secara detail, berikut yang menjadi ciri istri-istri akhir zaman dalam pandangan Habib Salim Bin Abdullah Assyatiry.

 Ketika mereka berada di rumahnya:

  1. Dihadapan suaminya mereka berpakaian seadanya;
  2. Rambut acak-acakan dan aroma badannya pun dibiarkan tak sedap ;
  3. Kalo bicara dengan suara keras dan tinggi.

Tetapi ketika keluar dari rumahnya:

  1. Didepan khalayak ramai bahkan di depan laki-laki lain mereka memakai pakaian-pakaian yang bagus;
  2. Berdandan cantik dan memakai parfum;
  3. Kalau bicara dengan suara yang dilemah lembutkan.;
  4. Mereka bebas keluar dari rumahnya tanpa ada keberanian dari sang suami untuk menegur tetapi kebalikanya ketika suami terlambat pulang sedikit saja langsung dibentak dan dinterogasi.

Wahai saudariku…

Inilah kenyataan yang terjadi pada rumah tangga kaum muslimin. Dimana yang memegang kendali dalam rumah tangga adalah ISTRI. Bahkan terkadang suaminya adalah seorang yang abid (Ahli 'Ibadah), tapi dia telah membiarkan istrinya durhaka terhadapnya dengan tidak memberikan pendidikan terhadap istri-istrinya.
Dalam hadits Nabi Rasullullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik istri yaitu yang menyenangkanmu ketika kamu lihat, taat kepadamu ketika kamu suruh, menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi.“
(HR.Thabarani)

Siapakah wanita yang paling baik?
Jawab Rasulullah SAW:
“Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.”
(HR. An-Nasai dan Ahmad)

Abdullah bin Abbas berkata :
“Sesungguhnya aku selalu berhias untuk istriku seperti berhiasnya dirinya untukku.”

Keutamaan dan Keistimewaan

  1. Doa seorang isteri yg taat memiliki kekuatan 70 wali;
  2. Isteri yg membuatkan minum suami tanpa diminta, pahalanya 3x khatam Qur'an;
  3. Masakan isteri yg dilakukan secara sunah dan dimakan suami beserta keluarga pahalanya semua untuk isteri dan do'a suami yg memakan masakannya menjadi do'a yg diijabah;
  4. Isteri yg membangunkan suami untuk sholat atau mengingatkan sholat berjamaah di masjid pahalanya 27+1;
  5. Isteri yg kelelahan bangun malam karena anaknya minta susu sama dengan pahala 70x haji mabrur;
  6. Seorang ibu yg menyusui setiap tetes susunya senilai 200x sholat khusyu dan doanya di ijabah' (fadilah wanita);
  7. Burung di udara dan malaikat dilangit akan selalu memintakan ampunan kepada Allah selama Isteri dalam keridhoan suami;
  8. Bila seorang suami pulang dengan gelisah dan isteri menghiburnya maka isteri mendapatkan 10 pahala jihad;
  9. Bila seorang wanita hamil sholatnya dua rekaat adalah lebih baik dari 80 rakaat sholat wanita yg tidak hamil;
  10. Bila seorang wanita hamil akan mendapatkan pahala 70 tahun sholat dan 70 tahun puasa;
  11. Wanita yg mencuci pakaian suami dan anak-anaknya akan mendapat 1000 kebaikan dan akan diampuni kesalahannya, bahkan segala sesuatu yang disinari matahari memintakan ampun baginya dan Allah SWT mengangkat derajatnya 1000 tingkat;
  12. Wanita yg menyusui anaknya, maka setiap tetesan air susu tersebut akan mendapatkan 1 pahala dan apabila cukup 2 tahun menyusui maka malaikat dilangit akan mengabarkan berita bahwa SURGA wajib bagi nya";
  13. Apabila sorang wanita kedatangan haid maka haidnya akan menghapus dosa-dosanya;
  14. Apabila ia membaca pada hari pertama keluar haid :
    الحمدلِلّٰهِ على كل حال وأستغفر ﷲ من كل ذنب
     Maka Allah Swt akan membebaskannya dr jahanam, shirat & adzab;
  15. Setiap hari dari haidnya, Allah tinggikan dia dgn pahala 40 orang mati syahid apabila ia berdzikir.

Wallahu A'lam. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 23 September 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
__________________
Editor: Kholaf Al Muntadar