Jaket Khusus Hipotermia Ciptaan Mahasiswa Unibraw Raih Emas di China 

 
Jaket Khusus Hipotermia Ciptaan Mahasiswa Unibraw Raih Emas di China 

LADUNI.ID,China - Jaket ciptaan tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang memperoleh medali emas pada The 10th International Exhibition of Inventions (IEI) & The 3rd World Invention and Innovation Forum (WIIF) 2018 di kota Foshan, China pada tanggal 13 hingga 15 September 2018 lalu. 
Ketiga mahasiswa yang berasal dari gabungan Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Brawijaya (UB) menciptakan inovasi teknologi dibidang kesehatan yakni berupa jaket yang berfungsi untuk menyeimbangkan suhu tubuh.

Selain itu pada kompetisi yang diikuti oleh 253 tim dari 49 negara ini mahasiswa UB memperoleh penghargaan tambahan yakni penghargaan khusus dari Thailand sebagai inovasi terbaik.

“Di Indonesia sendiri sering terjadi kasus tentang hipotermia dan hipertermia mengingat di lingkungan geografis tanah air terdapat beberapa daerah yang memiliki suhu ekstrem. Nah, jaket ini berfungsi untuk mengantisipasi hal tersebut,” kata salah satu anggota tim J-ROID, Bagas Priyo Hadi Wibowo (Teknik Elektro 2015) sebagaimana dilansir dari laman resmi UB 

Bagas menjelaskan J-ROID adalah singkatan dari Android Jacket for Hypothermia & Hyperthermia. Selain Bagas, tim J-ROID digawangi oleh Firmansyah Putra Satria (Teknik Elektro 2015), Ahmad Fathan Halim (Teknik Elektro 2015), Annisa Istighfari Hernanda R. (Fakultas Kedokteran 2015) dan Yurike Putri (Fakultas Kedokteran 2015) dengan dosen pembimbing Eka Maulana.

Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 1999-2011 di Amerika Serikat terjadi sekitar 7.415 kematian yang disebabkan oleh heart relates illness dan 16.911 kematian lainnya akibat execrssive natural cold.

“Yaitu kondisi yang berhubungan dengan adanya mekanis kontrol tubuh yang tidak dapat menyeimbangkan suhu tubuh terhadap perubahan lingkungan dan aktivitas sekitar. Hal inilah yang melatar belakangi penelitian kami,” beber Bagas.

Tim sendiri membutuhkan waktu persiapan sekitar 2 bulan untuk mengikuti kompetisi ini. Rencana ke depan, alat ini akan dikembangkan lagi sehingga dapat lebih akurat, efisien dan efektif sehingga pada masa mendatang J-ROID dapat diaplikasikan secara penuh di masyarakat.