Hadis Tentang Pentingnya Menjaga Amanah

 
Hadis Tentang Pentingnya Menjaga Amanah
Sumber Gambar: laduni.id

LADUNI.ID, Jakarta - Amanah merupakan hak bagi Orang Mukallaf , yang berkaitan dengan hak orang lain untuk menunaikannya karena menyampaikan amanah kepada orang lain yang berhak memilikinya adalah suatu kewajiban.

Kata Amanah adalah suatu kata besar dalam Islam , bila dilihat berdasarkan Syari’at , amanah ini pengertiannya sangat luas dan mendalam , mulai dari menyimpan rahasia , hingga menjalankan sesuatu yang menjadi perjanjian atau tugas

Amanah adalah akhlak dari para Nabi dan Rasul, Beliau adalah orang orang yang paling baik dalam menjaga amanah , tidak heran bila Rasulullah SAW dikenal sebagai orang yang  paling terpercaya  terutama dalam menjalankan amanah

Ada empat elemen penting  dalam konsep amanah yaitu

1.  Menjaga hak Allah SWT
2.  Menjaga hak sesama manusia
3.  Menjauhkan dari sifat abai dan berlebihan , artinya amanah memang harus disampaikan dalam kondisi tepat , tidak ditambah atau dikurangi
4.  Mengandung sebuah pertanggung jawaban

Amanah sangat berkaitan dengan akhlak yang lain seperti kejujuran , kesabaran atau keberanian , karena untuk menjalankan amanah perlu keberanian yang tegas , amanah sebagai salah satu unsur dalam Islam , membuktikan bahwa salah satu fungsi agama adalah memberikan nilai pada kehidupan , apalagi amanah dititipkan pada hal-hal kecil bukan hanya Hal  besar saja.

Lebih lanjut bicara amanah juga merujuk pada golongan manusia yang termasuk pada pemimpin , bagaimanapun kita semua merupakan pemimpin , setidaknya bagi diri sendiri dan keluarga , sehingga kita nanti akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinan kita.

Sebagaimana Firman Allah SWT  dalam QS. Al-Anfal 8:27 dan QS. Al-Ahzab 33:72 :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ (٢٧)

27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al-Anfal 8:27)

 

اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ (٧٢)

72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat [1234] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, [1234] Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.
(QS. Al-Ahzab 33:72)

Bila Beliau saja takut , bukankah kita seharusnya lebih takut ? Karena kitalah yang akhirnya dititipi amanah itu dan nantinya akan ditanya tentang pertanggung jawaban

Sifat amanah sangat erat kaitannya dengan keimanan Yang ada pada diri seseorang sehingga seberapakah kadar keimanan seseorang bisa dilihat dari sejauh manakah ia bisa menjaga amanah yang diberikan kepadanya.

1.  Amanah merupakan tuntunan iman , dan khianat merupakan tanda hilangnya keimanan dan mulai merasuknya kekafiran dalan diri seseorang. 
Nabi SAW bersabda :

لا إيمان بأناس لا يثقون في أنفسهم ولا دين في من لا يفي بوعوده (حديث رواه أحمد).

“Tidak ada Iman pada orang orang yang tidak ada amanah dalam dirinya dan tidak ada agama pada orang yang tidak bisa dipegang janjinya.”  ( HR. Imam Ahmad )

2. Hilangnya amanah merupakan tanda kiamat yang salah satu cirinya adalah dipegangnya amanah oleh orang orang yang bukan ahlinya  dalam masalah tersebut .
Nabi SAW bersabda :

قال الصحابة إذا ضاع الأمانة فانتظروا يوم القيامة كيف يضيع يا رسول الله؟  أجاب النبي: إذا كان الخبير في علاقة فانتظر نهاية الدنيا (حديث رواه البخاري).

“Ketika amanah telah disia siakan maka tunggulah tibanya kiamat , kata para sahabat , bagaimanakah disia siakan nya wahai Rasulullah ? jawab Nabi  : ketika suatu urusan dipegang oleh yang bukan ahlinya maka tunggulah tibanya kiamat .”   ( HR. Imam Bukhari )

3.  Hilangnya amanah terjadi bertahap

Sebagaiman sabda Nabi SAW:

ينام الإنسان ، ثم تختفي الأمانة من قلبه مثل بقعة سوداء ، ثم عندما ينام مرة أخرى ، تختفي الأمانة مثل الأثر ، وهكذا حتى تنقطع الثقة في قلبه ، ولا مزيد في القلوب. من البشر ، حتى لا يجدون شخصًا جديرًا بالثقة ، ثم قال بعضهم: في مثل هذا المكان لا يزال هناك شخص يمكن الوثوق به حتى يقول أحدهم: لا يمكن احتجازه ، لا معنى له ، لا موجودون في يومهم بحجم حبة الخردل من الإيمان (حديث رواه مسلم).

"Seorang lelaki sedang tidur lalu amanah diambil dari hatinya sehingga nampaklah bekasnya. Kemudian dia tidur lagi lalu diambil pula amanah dari hatinya sehingga bekasnya bengkak seperti melepuh karena terkena bara yang jatuh ke kaki. Bekas tersebut terus membengkak, sedangkan tidak ada apa-apa di dalamnya, " lalu beliau mengambil batu kecil lalu menjatuhkannya ke kaki beliau. Orang-orang kembali meneruskan perdagangan masing-masing. Hampir tidak ada seorang pun yang menunaikan amanah, lantas dikatakan, 'Di kalangan Bani Fulan ada seorang lelaki yang sangat amanah. Sehingga dikatakan untuk laki-laki tersebut, 'Alangkah tabahnya! Alangkah cerdasnya! Alangkah pintarnya! ' Sedangkan di hatinya tidak ada iman walaupun sebesar biji sawi." ( HR Imam Muslim )

Oleh sebab itu amanah tak bisa dipisahkan dengan keimanan seseorang , maka ia sangat penting menjadi ciri keimanan seseorang , dan manusia yang  bisa menjaga amanah yang diberikan kepadanya , maka keimanan tak diragukan lagi oleh Allah SWT , jika keimanan seseorang telah dijamin Allah SWT , maka surga balasannya.

Semoga bermanfaat untuk kita semua

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

 

Sumber : Hadis  Imam Ahmad,   Imam Muslim dan Imam Bukhari

___________

Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada  Jumat, 28 September 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.

Editor : Sandipo