Mensyukuri Diutusnya Malaikat Mikail

 
Mensyukuri Diutusnya Malaikat Mikail

LADUNI.ID -  Muhasabah 1 Rabi' ak-Awwal 1440, sudaraku, dalam iman Islam di samping ada makhluk di bumi, seperti manusia, hewan tetumbuhan, bebatuan dan material lainnya, juga terdapat makhluk di langit seperti matahari, rembulan, awan, dan malaikat.

Secara kasat mata kita sebagai makhkuk di bumi mengetahui kalau ada benda-benda (baca makhluk) di langit saat bercahaya, seperti matahari di siang hari, rembulan dan bintang-bintang di malam hari. Rasanya begitu juga makhluk di bumi ketika dilihat oleh makhluk di langit. Makhluk di bumi ini tidak kelihatan dari makhluk di langit, kecuali yang ianya bercahaya. Di sinilah pentinya cahaya. Cahaya itu dalam bahasa agama dikenal dengan nur dan pada diri manusia letaknya hanya di hati, sehingga kita mengenal berhati nurani, hati yang bercahaya karena sucinya.

Di samping harus menjaga kesucian hati dan agar lebih bercahaya, maka kita dituntun memperbanyak membaca al-Qur'an. Sampai-sampai Nabi Muhammad saw berwasiat agar rumah (baca hati) kita tidak seperti kuburan, maka kita harus memperbanyak membaca al-Qur'an.

Abu Hurairah ra mengabarkan dari Rasulullah Nabi Mugammad saw, beliau bersabda: “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surah Al-Baqarah (baca Al-Qur'an).” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Nabi Muhammad saw bersabda "Sesungguhnya rumah yang dibacakan al-Qur’an didalamnya akan menjadi luas bagi pemiliknya, malaikat mendatanginya, setan menjauhinya dan banyak kebaikannya, dan rumah akan menjadi sempit bagi pemiliknya, malaiakat menjadi tehalang, setan hadir dan sedikit kebaikannya jika tidak dibacakan al-Qur’an dalam rumah tersebut.”[Hr. Ad Darimi]

Dari normativitas tersebut hati (baca rumah kita) akan bercahaya yang besarannya sangat bergantung kesucian hatinya dan seberapa banyak membaca al-Qur'annya. Di sinilah eksistensi makhluk di bumi kelihatan semakin jelas dari penglihatan (makluk) di langit. Karena Malaikat Mikail sebagai bagian makhluk langit maka semakin jelas kepada siapa yang akan diberikannya rezeki dari Allah atasnya.

Oleh karenanya, agar Malaikat Mikail sipembagi rezeki menyampaikan rezeki Allah kepada kita di bumi, maka kita harus eksis dengan jalan terus berusaha mensucikan hati dan memperbanyak membaca al-Qur'an.

Di sinilah pentingnya kita mensyukuri diutusNya Mailakat Mikail untuk kepentingan manusia, baik bersyukur di hati, lisan maupun dalam perbuatan nyata sehari hari.

Pertama, mensyukuri diutusnya Malaikat Mikail di hati dengan meyakini bahwa rezeki kita sudah diatur oleh Allah dan disampaikan pada saatnya oleh Malaikat Mikail kepada kita.

Kedua, mensyukuri diutusnya Malaikat Mikail di lisan dengan memperbanyak melafalkan alhamdulillahi rabbil 'alamin, agar Allah mengaruniakan rezeki kepada kita melalui Malaikat Mikail, bila masih sedikit senoga diperbanyak, bila masih di langit semoga diturunkan, bila masih di perut bumi semoga dikeluarkan, bila sudah ada semoga diberkahi.

Ketiga, mensyukuri diutusNya Malaikat Mikail dengan perbuatan nyata, seperti menjaga hati agar tetap suci dan memperbanyak tilawah al-Qur'an.

 

 

 

 

 

Oleh Dr. Sri Suyanta (Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry)