Misteri Rumoh Geudong #2: Menguak Asal Usul Camp Penyiksaan Masa DOM

 
Misteri Rumoh Geudong #2: Menguak Asal Usul Camp Penyiksaan Masa DOM

LADUNI. ID, SEJARAH- Sosok rumah adat Aceh yang merupakan bangunan rumah tradisional Aceh itu telah menyimpan “dendam” sejarah.

Bahkan situsnya telah tiada walaupun jejak rekam sejarah masih terasa oleh masyarakat Aceh khususnya Pidie. 

Rumoh Geudong  kini telah dihapus dalam pandangan mata setelah di bakar massal. Walaupun berbentuk rumah adat Aceh.

Namun bangunan itu sangat angker kala itu dan popular di kalangan masyarakat Aceh dengan ungkapan “Rumoh Geudong

Telah ternoda itu merupakan milik keturunan salah seorang bangsawan. Berdasarkan penelusuran beberapa sumber menyebutkan bahwa Rumoh Geudong terletak di desa Billie Aron, Kecamatan Geumpang Tiga, Pidie.

Konon menurut alkisah dari penuturan ahli waris Rumoh Geudong ini dibangun pada tahun 1818 oleh Ampon Raja Lamkuta.

Sosok putra seorang Ulee Balang yang tinggal di Rumoh Raya sekitar 200 meter dari Rumoh Geudong. Pada masa penjajahan oleh Belanda.

Rumah tersebut sering digunakan sebagai tempat pengatur strategi perang yang diprakarsai oleh Raja Lamkuta bersama rekan-rekan perjuangannya.

Namun, Raja Lamkuta akhirnya tertembak dan syahid saat digelarkan aksi kepung yang dilakukan oleh tentara Marsose di Pulo Syahi, Keumala berkat adanya informasi yang didapat dari informan (cuak, dalam bahasa Aceh).

Jasadnya Raja Lamkuta dikuburkan di pemakaman raja-raja di desa Aron yang tidak jauh dari Rumoh Geudong.

Juga disebutkan dari beberapa sumber bahwa tidak berhenti begitu saja perjuangan Raja Lamkuta.

Adiknya Teuku Cut Ahmad akhirnya mengambil alih lagi ketika baru berusia 15 tahun untuk memimpin perjuangan terhadap Belanda.

Namun beliau juga syahid ditembak oleh Belanda yang mengepung Rumoh Geudong.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi Penggiat Literasi Asal Aceh.

Sumber: liputanaceh.com