Ciptakan Beton dari Limbah, Mahasiswa ITS Juara Satu di Bali 

 
Ciptakan Beton dari Limbah, Mahasiswa ITS Juara Satu di Bali 

LADUNI.ID,BALI - Tim Abhinaya S60 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil menyabet juara pertama dalam kompetisi nasional bertajuk Warmadewa High Strength Concrete Competition di Universitas Warmadewa Bali, Sabtu (28/10). Tim Abhinaya S60 ITS berhasil menjadi juara dengan inovasinya dalam merancang beton yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan. 

Mahasiswa ITS dalam uji coba pembuatan beton ini, memilih abu terbang atau pulverised fly ash (PFA) sebagai alternatif pengganti semen. Menurut salah satu anggota tim, Cita Nanda Kusuma Negari, fly ash merupakan jenis logam berat yang jika tidak diolah dengan benar dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Disamping itu, penggunaan fly ash mampu mengurangi biaya pembuatan beton, sekaligus menekan pemanasan global. 

“Hal ini dikarenakan jika menggunakan semen portland biasa, proses produksinya banyak melepaskan gas karbon dioksida yang berdampak pada pemanasan global,” kata Cita sebagaimana dilansir dari laman ITS

Lebih lanjut, Cita menjelaskan substitusi semen dengan abu terbang ini juga melibatkan penggunaan limbah sekam padi dan limbah cangkang kerang. Kedua limbah tersebut digunakan sebagai campuran pembuatan beton karena mengandung senyawa kimia yang dapat meningkatkan kekuatan beton. 

“Poin utama yang kami tawarkan adalah mendaur ulang limbah menjadi bahan yang memiliki nilai tambah,” jelas mahasiswi Teknik Sipil tersebut.

Cita menjelaskan, baik abu terbang, abu sekam, maupun cangkang kerang ketiganya banyak mengandung bahan silika dan alumina. Kandungan silika yang tinggi berperan dalam reaksi hidrasi sekunder beton yang dapat meningkatkan kekuatan beton jangka panjang. 

“Mereka bisa bereaksi lama, dan dapat meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik beton,” ujar mahasiswi tahun kedua ini.

Cita mengakui bahwa hasil yang didapat oleh timnya ini membutuhkan usaha keras. Dalam proses pembuatan beton tersebut, tim melakukan berbagai trial dan error untuk memastikan bahwa beton benar-benar kuat sebelum dibawa ke perlombaan, salah satunya dengan uji slump. 

“Uji tersebut dilakukan untuk menentukan kekakuan campuran beton dalam menentukan tingkat workability-nya,” tambahnya.

Menurut CIta dengan adanya inovasi ini, tim yang terdiri dari Cita Nanda Kusuma Negara, Patricia Mayang Putri, dan Kuntoro Tanoto berharap hasil pemikirannya dapat bermanfaat bagi perkembangan industri konstruksi. Keunggulan beton yang dirancang oleh tim yang dibimbing oleh Prof Tavio ST MT PhD ini memiliki kekuatan yang baik, ramah lingkungan, dan berkualitas tinggi. 

“Semoga produk kami akan mampu menjawab tantangan pengelolaan limbah dan sekaligus mengurangi konsumsi semen,” tandasnya