Keteladanan Rasulullah SAW dalam Surat Al-Ahzab

 
Keteladanan Rasulullah SAW dalam Surat Al-Ahzab
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Sangat banyak ayat Al-Quran yang menegaskan keteladanan Rasulullah SAW, di antaranya di dalam Surat Al-Ahzab ayat 21. Ayat ini merupakan bagian yang dapat dipastikan banyak disampaikan oleh para penceramah, khususnya pada Bulan Rabiul Awal (Maulid) yang kita kenal sebagai Bulan Kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi SAW. Bunyi ayat tersebut adalah:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (datangnya) Hari Kiamat dan banyak menyebut Allah.” 

Ayat ini turun semasa Perang Ahzab atau Perang Khandaq. Perang Ahzab (غزوةالاحزاب) atau Perang Khandaq (غزوةالخندق), menurut literatur sejarah Islam, terjadi pada Bulan Syawwal tahun 5 Hijrah/627 Masehi. Dinamakan Perang Ahzab karena dalam perang ini kaum musyrik atau kafir bersekutu (ahzab) dengan kaum Yahudi untuk menyerang kaum Muslimin di Madinah.

Dalam  Kitab Tafsir Al-Qur'an Al-Adhim, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini adalah dasar yang paling utama dalam perintah meneladani Rasulullah SAW, baik dalam perkataan, perbuatan, maupun keadaannya.

Allah SWT memerintahkan kepada semua umat Islam untuk meneladani Rasulallah SAW dalam hal kesabaran, keteguhan, ribath (terikat dengan tugas, komitmen), dan kesungguhannya. Ayat ini turun semasa Perang Ahzab ketika ada anggota pasukan Islam yang merasa takut, goncang, dan hilang keberaniannya pada perang Ahzab. Allah menyuruh orang tersebut meneladani Nabi SAW dalam kesabaran dan keteguhan membela agama Allah.

Allah SWT berfirman kepada orang-orang yang tergoncang jiwanya, gelisah, gusar dan bimbang dalam perkara mereka di hari akan terjadinya perang Ahzab,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu."

Seakan Allah menanyakan, mengapa kalian tidak mencontoh dan meneladani sifat-sifatnya?

Dan kemudian Allah SWT berfirman menjelaskan lebih lanjut,

لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

"(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (datangnya) Hari Kiamat dan banyak menyebut Allah."

Dari sini, tersirat satu pesan tegas bahwa umat Islam harus meneladani Rasulullah SAW termasuk dalam keadaan takut atau menghadapi ujian.

Ayat di atas terkait dengan Surat Al-Baqarah ayat 214. Ibnu ‘Abbas berkata bahwa yang dimaksud adalah firman Allah dalam Surat Al-Baqarah berikut,

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, 'Kapanpkah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.”

Dan inilah apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya berupa ujian dan cobaan yang membawa pertolongan yang amat dekat. Kesabaran di dunia bukanlah satu hal yang lama, melainkan hanya singkat belaka. Karena itu Allah menegaskan bahwa pertolongan itu amat dekat.

Ujian atau cobaan dalam hidup itu pasti akan dilalui oleh umat Islam. Dan teladan dalam menjalani semua itu dengan kesabaran, keikhlasan, keteguhan hati dan tidak putus asa, tidak lain adalah Baginda Nabi Muhammad SAW. [] 


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 25 November 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

Penulis: Helmi Abu Bakar El-Langkawi (Pegiat Literasi Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga)

Editor: Hakim