Cina Peringatkan Dampak Mengerikan Perang Dagang dengan AS

 
Cina Peringatkan Dampak Mengerikan Perang Dagang dengan AS

LADUNI.ID,INETERNASIONAL- Saat ini hubungan Cina dan AS sedang menegang. Kedua belah pihak saling serang dengan menaikan tarif impor komoditas masing-masing yang bernilai jutaan dolar AS.Cui mengatakan kemungkinan ketegangan antara AS dengan Cina berbuah konflik yang luas dan 'tidak dapat dibayangkan'. Kedua negara tersebut harus mengerahkan seluruh kemampuan mereka untuk mencegah hal itu terjadi.

Cui menegaskan, Cina tidak pernah menginginkan adanya perang dagang. Ia juga meminta adanya solusi untuk menghentikan kebuntuan yang disebabkan permintaan Presiden AS Donald Trump untuk memangkas defisit perdagangan dengan Cina sebesar 375 miliar dolar AS.

"Kami menentang perang dagang dalam bentuk apa pun, tapi Cina akan mempertahankan kepentingan kami sendiri, kami yakin kunci negosiasi solusi untuk persoalan perdagangan ini adalah pendekatan yang seimbang dari kedua belah pihak dan sejujurnya sejauh ini saya tidak melihat adanya tanggapan yang mencukupi dari AS," katanya.

Pada Selasa (27/11) kepala ekonom Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan Trump membuka kesepakatan dagang dengan Cina. Tapi, Trump juga mempersiapkan kenaikan tarif impor barang-barang Negeri Tirai Bambu lainnya jika tidak ada terobosan dalam persoalan ketidakseimbangan perdagangan yang menjengkelkan AS dalam pertemuan di G20 di Buenos Aires, Argentina, 30 November mendatang.

Cui mengatakan ia tidak yakin Pemerintah Cina mempertimbangkan akan menggunakan kepemilikan surat utang AS sebagai senjata perang dagang. Menurutnya gerakan tersebut sangat berbahaya dan dapat mengguncang pasar keuangan global. "Itu sangat berbahaya, seperti bermain-main dengan api," kata Cui.

Para pakar perdagangan dan analis ekonomi sering mengatakan Cina dapat memperlambat pembelian surat utang AS atau menjualnya untuk menekan AS agar membuat kesepakatan dagang yang baru. Cina memiliki surat utang AS senilai 1,1 triliyun dolar AS per 30 September. dari total 15, 97 triliyun dolar AS surat utang yang beredar di publik.

 

Sumber: republika.co.id