Aplikasi Kancadele Ciptaan Mahasiswa ITS Berhasil Juara di Dua Ajang Sekaligus

 
Aplikasi Kancadele Ciptaan Mahasiswa ITS Berhasil Juara di Dua Ajang Sekaligus

LADUNI,Surabaya - Berbekal ide bisnis Kancadele, Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sukses meraup dua gelar juara sekaligus dalam ajang Business Plan Competition Hology (House of Technology) dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya. Selain itu Bisnis Kancadele juga berhasil menjadi juara pada ajang Agribusiness Business Plan Competition (ABPC 2018) dari Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Prestasi membanggakan yang diukir oleh tiga mahasiswa Departemen Teknik Industri ITS ini adalah sebuah upaya menyelesaikan permasalahan impor kedelai di Indonesia. Ketiga mahasiswa ITS tersebut adalah Adalah Muhammad Arif Setiadi, Nur Aeni Elmi, dan Asma’ul Khusna yang berturut-turut meraih juara kedua dan ketiga pada kompetisi ide bisnis.

Menurut Salah satu anggota tim Arif, ide bisnis yang mereka buat menitikberatkan pada permasalahan impor kedelai di Indonesia. Ia menyampaikan, mayoritas kedelai yang ada di Indonesia saat ini bersumber dari impor. Harga kedelai lokal pun lebih mahal daripada kedelai impor.

Berbicara mengenai kualitas, Arif beranggapan bahwa kualitas kedelai lokal yang masih belum bisa bersaing kedelai impor. 

“Oleh karena itu, aplikasi Kancadele hadir untuk membantu pemasaran kedelai lokal dan edukasi untuk petani kedelai lokal,” ujarnya kepada ITS Online.

Arif menjelaskan, aplikasi Kancadele akan membantu menyederhanakan rantai pasok antara petani kedelai lokal dengan pengrajin olahan kedelai seperti pembuat tahu, tempe, dan susu kacang kedelai. Sehingga harga asli petani tidak dapat berubah atau meningkat karena dipengaruhi oleh tengkulak-tengkulak, seperti distributor dan wholesaler.

Lebih lanjut menurut Arif visi dari aplikasi ini adalah bisa membantu produk lokal Indonesia untuk menjadi lebih unggul daripada produk impor. Dengan begitu, Kancadele dapat membantu menyejahterakan petani kedelai dan Indonesia tidak ketergantungan dengan kedelai impor.

Ketika disinggung soal nama Kancadele, Arif mengaku terinspirasi dari bahasa Jawa. Ia menjelaskan, Kancadele sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yakni kanca yang berarti teman, dan dele yang merupakan pengucapan kata kedelai dalam bahasa Jawa. 

“Melalui nama tersebut diharapkan aplikasi Kancadele ini dapat menjadi ‘teman’ bagi petani kedelai dan pelaku industri kacang kedelai di Indonesia,” tuturnya
 

 

 

Tags