Jejak Teroris dari Uighur China di Indonesia

 
Jejak Teroris dari Uighur China di Indonesia

LADUNI.ID,Teman-teman penegak hukum sudah berinteraksi dengan orang-orang Uighur itu sudah cukup lama. Kiprah mereka dalam dunia terorisme di Indonesia juga cukup panjang.

Di Palu, ada 6 orang Uighur yang bergabung bersama kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso. 5 orang sudah meninggal dan 1 orang masih di Poso;

Di Iraq, Penulis juga pernah bertemu dengan jihadis asal Uighur yang bergabung dengan ISIS. Ada seorang wanita asal Uighur yang beta temukan di dalam satu penjara di Iraq. Dia di penjara bersama 7 anaknya. Dia ikut suaminya yang bergabung dengan ISIS di Syria yang kemudian ditangkap di Tal Afar dekat Mosul. Perempuan Uighur ini datang mengikuti suaminya ke Syria bersama dengan 5 anaknya. Satu anaknya lahir di Iraq sedangkan anak terakhirnya lahir di dalam penjara ini.

“Kami bukan Daesh. Kami bukan teroris”. Itu kata wanita Uighur ini singkat. Dia juga tidak tahu dimana suaminya sekarang atau apakah suaminya masih hidup atau tidak.

Diperkirakan lebih dari 500an orang Uighur yang bergabung dengan ISIS sebagai Foreign Terrorist Fighters (FTF). Alasan mereka bergabung dengan ISIS itu persis sama dengan alasan mereka bergabung dengan kelompok Santoso di Palu, yang diungkapkan oleh Kapolda Sulteng, yaitu karena alasan kesamaan Ideologi.

Bagaimana sebenarnya orang Indonesia harus bersikap?

Penulis sepakat dengan sahabat Imron Hamid, Rais Syuriah PCINU Tiongkok yang mengatakan bahwa Indonesia harus menempatkan persoalam Muslim Xinjiang dalam perspektif urusan dalam negeri China.

Akan tetapi, kita juga harus waspada karena jejak orang Uighur dalam dunia terorisme di Indonesia itu jelas. Kedekatan akses mereka dengan Indonesia dan kesamaan ideologi dengan kelompok teroris di Indonesia membuat mereka berpeluang menjadi Foreign Terroris Fighters yang bermain di Indonesia, pasca kembali dari Syria.

Penulis Alto Luger adalah Pengamat masalah Radikalisme dan Terorisme