Setelah 24 Tahun, ITS Kembali Adakan KKN Tematik 

 
Setelah 24 Tahun, ITS Kembali Adakan KKN Tematik 

LADUNI.ID, Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengadakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik. Program ini diusung sebagai ajang bagi mahasiswa agar dapat berkontribusi bagi masyarakat melalui penyebaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Setelah 24 tahun vakum, ITS kembali menggelar program KKN yang berkonsep tematik. KKN kali ini lebih menekankan pada kemampuan mahasiswa untuk turut berkontribusi dalam penyebaran IPTEK di masyarakat. Hal itu berbeda dengan konsep KKN di ITS 24 tahun silam, di mana mahasiswa diwajibkan membangun infrastruktur bagi objek KKN di wilayahnya. 

“Hal itu kami hilangkan karena dirasa terlalu membebani mahasiswa,” ungkap Dr techn Pujo Aji sebagaimana dilansir dari laman resmi ITS

Pujo Pria yang juga menjadi Kepala Sub Direktorat Bagian Pengembangan dan Pengkajian Pendidikan di bawah Direktorat Akademik ITS ini juga mengungkapkan bahwa selama program KKN vakum, kegiatan pengabdian masyarakat bagi mahasiswa ITS tidaklah berhenti. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mahasiswa mengikuti dosen yang sedang melakukan pengabdian masyarakat. Selain itu, pengabdian juga dilakukan dengan membentuk desa binaan. 

“Namun tidak ada unsur kewajiban sehingga banyak mahasiswa yang tidak melakukan,” jelasnya.

KKN Tematik sendiri pada konsep kali ini menjadi salah satu program dalam mata kuliah Wawasan Teknologi. Mata kuliah tersebut diberikan kepada mahasiswa semester tujuh ke atas sebagai salah satu syarat bagi mahasiswa yang hendak melakukan pengabdian masyarakat. Program KKN ini pun dilaksanakan mahasiswa dengan pendampingan oleh dosen selama lima hari sejak Senin (17/12) di Surabaya.

Lebih lanjut, Dosen Departemen Teknik Sipil ITS itu mengungkapkan bahwa terdapat empat kategori yang dapat dipilih mahasiswa untuk diterapkan kepada masyarakat. Pertama adalah pelatihan teknologi yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan pemanfaatan teknologi di masyarakat. 

"Kedua adalah problem solving, di mana mahasiswa dapat memberikan alternatif penyelesaian masalah yang ada di wilayah objek KKN," imbuhnya 

Selanjutnya adalah kategori pelatihan edukasi. Hal ini bertujuan untuk berbagi ilmu pengetahuan kepada siswa sekolah yang berada pada wilayah objek KKN. Kategori terakhir adalah bidang keterampilan. Hal yang ditekankan pada bidang ini adalah memberikan pelatihan keilmuan dan kreatifitas kepada objek KKN. Pengaplikasiannya dapat berupa pelatihan membuat kerajinan tertentu. 

“Kategori ini juga merupakan masukan dari Bu Risma agar mahasiswa dapat menularkan keterampilannya bagi masyarakat,” tambah pria asal Kediri ini.

Proses pembentukan program KKN Tematik ini terbilang cukup panjang. Mulai dari mengurus perizinan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya, menentukan peraturan serta tanggal-tanggal penting, hingga melakukan workshop kepada para dosen yang berangkat KKN. Bahkan, ITS juga telah mengumpulkan seluruh camat dan lurah di Surabaya demi mengetahui permasalahan apa yang sedang dihadapi di wilayahnya. Di samping itu, panitia KKN juga telah menyiapkan situs yang dapat diakses mahasiswa agar dapat belajar mandiri tentang materi KKN.

Pria lulusan University of Graz, Austria itu pun berharap ke depannya program KKN Tematik ini dapat terus berjalan. Proses pengawasan dan evaluasi setiap pelaksanaan KKN usai pun akan terus dilakukan agar dapat menyempurnakan program selanjutnya. 

“Semoga masyarakat dapat merasakan banyak manfaat dari keberadaan ITS. Meskipun program KKN hanya lima hari, hal tersebut tidak mengurangi kinerja dan kenangan masyarakat terhadap ITS,” pungkasnya.