Kafe Dayah Kupie, Usaha untuk Kemandirian Dayah

 
Kafe Dayah Kupie, Usaha untuk Kemandirian Dayah

LADUNI. ID, ISLAM NUSANTARA- TELAH dibuka sebuah kafe yang diberi nama Dayah Kupie. Kafe milik Drs Tgk H Syahrul bin Abdurrahim ini dilakukan soft opening atau pembukaannya, Sabtu (22/12/2018) pagi di Desa Meunasah Mesjid, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara.

Haji Syahrul yang merupakan pemilik kafe itu merupakan pengusaha asal Lhoksukon, Aceh Utara yang berjaya di Malaysia. Salah satu jabatannya adalah Presiden Asosiasi Herbal dan Kosmetik Malaysia.

Soft opening kafe tersebut dirangkai dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw yang dihadiri sejumlah ulama karismatik, pimpinan dayah, unsur muspida, pejabat, tokoh masyarakat, dan anak yatim. Selain itu, hadir juga Ketua Community Aceh Malaysia, datok, dan datin, tuan, dan puan dari Malaysia, rombongan Aceh Sepakat.

Menurut Haji Syahrul, Dayah Kupie merupakan usaha perdana Dayah Madinatud Diniyyah Nafisatul Huda (Madinah) yang berada di Desa Tutong, Lhoksukon, Aceh Utara. Dayah itu diresmikan pada 24 April 2017.

Sedangkan kafe tersebut dirintis untuk memandirikan dayah secara ekonomi. Soalnya, setiap bulan dana untuk operasional dan kebutuhan santri di dayah itu mencapai Rp 80 juta lebih.

“Untuk memastikan operasional dan keperluan santri tetap terpenuhi, maka perlu adanya badan usaha dayah,” ujar Haji Syahrul saat menyampaikan sambutan pada soft opening Dayah Kupie.

Lokasi Dayah Kupie tersebut berada di pinggir jalan nasional, sekitar 3 kilometer dari Keude Geudong atau sekitar 500 meter sebelum sampai Simpang Ceubrek. Kafe ini menyediakan berbagai menu terbaru

Sedangkan Dayah Madinah yang didirikan semata-mata untuk menampung santri yatim dan fakir yang memiliki keinginan besar dan semangat tinggi untuk belajar, sehingga mereka dapat belajar gratis di dayah bertingkat tersebut.

“Sekarang kita sudah memiliki 69 santri dan sudah mampu menghafal Quran sampai 17 juz,” ujar Haji Syahrul Abdurrahim saat menyampaikan sambutan dalam soft opening Dayah Kupie.

Dayah Madinah, kata Haji Syahrul, mengutamakan akidah, akhlak, ibadah, serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Dayah tersebut memiliki kurikulum tahfiz dengan harapan dapat mencetak generasi qurani yang berdasarkan paham Ahlussunah wal Jamaah. “Diharapkan ke depan Dayah Madinah benar-benar mandiri dan menjadi role model untuk dayah dalam hal ekonomi,” ujar Syahrul.

Menurut jebolan FKIP Universitas Syiah Kuala itu, Dayah Kupie sudah ramai dikunjungi. Salah satu misi kafe ini Islamic coffee shop yang memanjakan lidah dari segi rasa dengan konsep halalan thayyiban, lalu menjadi tempat tanya jawab bagi kalangan umum dan awam terkait persoalan agama. “Visi lainnya Dayah Kupie ini menjadi tempat muraja’ah kitab dan menjadi tempat untuk mencetak hafiz Quran,” ujar Syahrul.

Untuk mewujudkan visi tersebut, kata Syahrul, tahapan yang sudah dan akan dilakukan adalah para koki dan kru dilatih tentang rasa maupun teknik menyucikan makanan yang akan disaji. Selain itu, disiapkan jadwal pengajian rutin serta live streaming pengajian. Ke depan juga akan dibuka pustaka khusus kitab dan pertemuan atau setoran rutin Alquran.

“Anak-anak yang mampu nantinya menyetor setoran ayat Alquran sesuai dengan yang ditentukan, akan mendapatkan makan gratis satu keluarga di Dayah Kupie,” ujar Syahrul.

Pengusaha jamu dan kosmetik ini juga menyebutkan, Dayah Kupie tersebut sepenuhnya menggunakan tenaga kerja di lingkungan dayah. Ke depan, kata Syahrul, di lokasi itu akan dibuka Dayah Mall untuk kebutuhan belanja keseharian masyarakat, juga akan dibuka permaian anak-anak, serta hotel syariah dayah untuk kebutuhan dayah tersebut. “Inilah konsepnya. Kita dirikan dayah selama ini selalu terkendala dengan operasionalnya,” pungkas Syahrul.

Dalam kesempatan itu Syahrul juga menyerahkan piagam apresiasi dan terima kasih kepada owner Canai Mamak Kuala Lumpur, Zamzami alias Tomi dari Banda Aceh yang sudah bersedia melatih 26 pekerja lokal dengan ikhlas tanpa meminta biaya. Selain itu, juga diberikan piagam kepada Fuadi alias Edi, pemilik Blang Padang Kopi, salah satu kedai kopi yang terkenal di Banda Aceh.

Ketua panitia yang juga Pimpinan Dayah Madinah Tgk Muniruddin menyebutkan, Dayah Madinah sudah didirikan sebelum didirikan Dayah Kupie. “Dayah Kupi ini adalah usaha untuk Dayah Madinah. Ke depan kami terus berharap saran dan pendapat serta doa dari abu-abu dan masyarakat supaya operasional dayah tetap berjalan dengan baik,” kata Haji Syahrul

Sumber: Serambinews.com