Kisah Dakwah Syaikh Abdul Qadir Al Jailani

 
Kisah Dakwah Syaikh Abdul Qadir Al Jailani
Sumber Gambar: ilustrasi foto: The National

LADUNI.ID, Jakarta -  Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani merupakan seorang pemimpin para kekasih Allah yang menguasai berbagai bidang keilmuan, serta menjaga keseimbangan antara laku syariat, thariqat dan hakikat.

Seorang ulama besar yang tidak pernah membeda-bedakan kepada siapa beliau berdakwah. Dakwahnya senantiasa dilakukan dengan Hikmah, Cinta dan Akhlaqul Karimah. Sehingga majlis-majlis ilmu yang diasuh oleh beliau biasa dihadiri oleh puluhan ribu orang yang datang dari berbagai penjuru dan bermacam latar belakang.

Di tangan Syaikh Abdul Qodir, lebih dari lima ribu orang Yahudi dan Nasrani masuk Islam, dan lebih dari seratus orang yang sesat bertaubat. Kenyataan ini Menunjukkan bahwa dakwah beliau diterima oleh semua kalangan, karena dilakukan dengan Kebijaksaan, Akhlaqul Karimah Dengan Penuh Kasih Sayang.

“Berhati-hatilah, dari mencintai atau membenci seseorang kecuali telah engkau kembalikan perilakunya kepada al-Kitab (Al-Quran) dan as-Sunnah (al-Hadits). Agar engkau tak mencintainya atau membencinya karena nafsu.”

Beliau mewanti-wanti agar rasa cinta dan benci selalu dikembalikan kepada Al-Quran dan ajaran Baginda Rasul Muhammad SAW.
Seorang muslim yang baik, seharusnya mampu berlaku adil dengan menjadikan Al-Quran dan ajaran Baginda Rasulallah SAW sebagai pedoman.
Tidak mencinta atau membenci seseorang secara membabi buta, karena sikap yang demikian akan menghantarkan pada kehancuran.

Cinta secara membabi buta kepada seseorang, menghasilkan sikap membela secara mati-matian. Begitupun benci secara membabi buta, menghasilkan sikap menolak secara mati-matian. Jika yang berbeda dibenci secara mati-matian, lantas bagaimana umat Yahudi Nashrani dan umat beragama lain bisa masuk Islam?

Suatu ketika, ada yang bertanya kepada Syaikh Abdul Qadir:

“Syaikh, mengapa engkau tak pernah sekalipun dihinggapi lalat?”

Syaikh Abdul Qadir pun menjawab:

“Bagaimana mungkin lalat hinggap di tubuhku? Sementara yang ada padaku bukan Tujuan untuk memperoleh kenikmatan dunia, bukan pula untuk menggapai madu akhirat? Melainkan hanya semata-mata ikhlas karena Allah.”

Sungguh luar biasa teladan yang diajarkan oleh Syaikh Abdul Qadir. Beliau sudah tak lagi memperdulikan dunia, sudah tak lagi memperdulikan pahala di akhirat sana, sudah tak lagi peduli dengan surga atau neraka, karena cintanya yang begitu tulus kepada Tuhan yang Maha Esa.

Para pecinta sejati memang demikian. Di hatinya hanya Sang Kekasih, tiada yang lain.

Begitu besar cinta Syaikh Abdul Qadir kepada Kekasihnya, sampai beliau pun menjadi salah satu Yang terkasih dimata sang kekasih.
Rahmatan lil aa’lamiin

Allahumma amin, bi jahi Rasulillah SAW, wa bi karamati Syaikh Abdul Qadir al-Jailani wa  Syaikhina al-Mukarram, Al-Fatihah.

 

___________
Sumber : Kajian Islam Dakwah Nusantara